Hidup yang tak direnungkan tak layak dijalani, kata filsuf Sokrates. Di tempat ini setiap saat para seminaris dilatih untuk membuat refleksi atas segala hal yang dijalani selama satu hari. Baik, buruk, sedih, gembira, keberhasilan, kegagalan, relasi dengan teman, guru, orang tua, pelbagai peristiwa di luar tembok asrama, semua direnungkan dan digali maknanya bagi diri.

Secara berkala pula diselenggarakan retret dan rekoleksi, yang menjadi ajang pengolahan spiritualitas dan penajaman spiritualitas kristiani.

Dengan melakukan refleksi secara rutin, seminaris mengasah kepekaan terhadap orang-orang dan dunia di sekitarnya, kualitas yang amat penting dimiliki para pemimpin.