Kekuatan Sabda
Percik Firman : Kekuatan Sabda
Senin, 26 Oktober 2020
Bacaan Injil : Lukas 13:10-17
“Yesus memanggil dia dan berkata kepadanya: ‘Hai ibu, penyakitmu telah sembuh.” (Luk 13: 12)
Saudari/a ku ytk,.
Merenungkan sabda Tuhan hari ini, saya teringat akan sharing seorang ibu. Ada seorang ibu lektor bercerita kepada saya. Sebelum maju ke panti imam, ia merasa gugup dan deg-degan.
Waktu itu misa penerimaan Sakramen Penguatan di parokinya. Anehnya, saat ia menghormat di depan altar dan menghormat ke Bapa Uskup, tiba-tiba hatinya terasa tenang.
Begitu melihat wajah teduh dan anggukan Bapa Uskup, ada daya yang luar biasa merasuk dalam dirinya. Ia bisa membacakan sabda Tuhan dengan lancar dan sangat bagus.
Wajah teduh dan anggukan Bapa Uskup saja bisa memberikan daya yang luar biasa bagi si lektor tadi. Apalagi Tuhan Yesus. Dalam bacaan Injil hari ini, dikisahkan ada seorang perempuan yang sakit bungkuk selama 18 tahun. Saat berjumpa dengan Tuhan Yesus, dia menerima daya yang luar biasa.
Ia mengalami kesembuhan berkat sabda Tuhan Yesus dan ditumpangi tangan. Yesus meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah. Meskipun hari Sabat, Tuhan Yesus berkarya menyembuhkan orang sakit. Bagi Dia keselamatan lebih penting daripada sekedar sakleg menaati aturan hari Sabat. Keselamatan jiwa adalah hukum yang tertinggi. Salus animarum suprema lex.
Sekurang-kurangnya ada 4 penyebab orang menjadi bungkuk, antara lain: pertama, karena sakit/penyakit osteoporosis, dimana tulang belakang keropos dan orang tidak mampu menahan tubuhnya.
Kedua, karena terbiasa dengan sikap tubuhnya yang tidak baik ketika masih anak-anak, sehingga ketika dewasa menyebabkan tubuhnya menjadi bungkuk.
Ketiga, bungkuk dalam arti metafora (kiasan). Karena beban hidup yang berat, di mana masalah yang terlalu berat dalam keluarga, studi, atau pekerjaan, bisa mengakibatkan hidup terasa sakit bungkuk.
Keempat, bungkuk karena dirasuki iblis, seperti perempuan dalam injil hari ini. Ada roh jahat masuk ke dalam tubuhnya, menjadi penyakit, merusakkan organ-organ tertentu dalam tubuhnya sehingga bungkuk.
Mata orang yang bungkuk biasanya lebih banyak mengarah ke bawah atau ke tanah. Ia hanya bisa memandang ke bawah dan ke samping, dan sangat sulit memandang ke depan apalagi ke atas.
Mungkin kita saat ini tidak bungkuk secara fisik, tetapi bisa jadi bungkuk secara rohani. Orang Katolik yang bungkuk secara rohani lebih banyak melihat ke dunia dan jarang melihat ke surga. Orang lebih banyak memikirkan dirinya sendiri, sibuk dengan perkara serta kekuatiran duniawi, dan tidak memberi waktu dan tempat dalam hidupnya untuk Tuhan.
Pertanyaan refleksinya, bagaimana situasi batin Anda hari-hari ini? Apakah Anda sedang mengalami ke-bungkuk-an rohani atau ada gejala yang mengarah ke sana? Lalu apa yang akan Anda lakukan untuk mencegah atau mengatasinya? Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bumi Mertoyudan.
# Y. Gunawan, Pr