Nostalgia di Tempat “Istimewa”

Percik Firman: Nostalgia di Tempat “Istimewa”
Jumat, 17 April 2020
Bacaan: Yoh 21: 1-14

“Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya di pantai Danau Tiberias’” (Yoh 21:1)

Saudari/a ku ytk.,
Saat liburan akhir tahun orang biasanya mengadakan kegiatan reuni, baik dengan teman SMP, teman SMA, teman kuliah, kelompok misdinar, atau OMK. Suasananya diwarnai sukacita. Biasanya ada acara makan-makan, entah model prasmanan, model bakar-bakaran, ataupun yang lainnya.

Tempat yang dipilih pun biasanya tempat yang mengesankan atau istimewa. Misalnya, di warung tempat janjan kala itu, atau di sekolah alma maternya, atau di gereja.

Dalam bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus yang bangkit ‘bernostalgia’ dengan para murid-Nya di tempat yang dulu mereka bertemu atau tempat biasanya para murid beraktivitas. Tempat nostalgianya di Danau Tiberias. Danau ini disebut juga sebagai Danau Galilea, Danau Genesaret, Danau Kineret, atau Danau Kinerot.

Danau ini terletak di Dataran Tinggi Golan. Dikenal sebagai danau air tawar terbesar di Palestina yang luasnya 166 km2. Kedalamannya mencapai 43 m. Sumber airnya dari mata air bawah tanah dan dari Sungai Yordan. Banyak para nelayan yang mencari ikan di danau ini. Daerah sekitar danau ini subur.

Di danau itu Tuhan Yesus menyapa para murid saat sedang mencari ikan. Dikisahkan ada 7 murid yang berkumpul. Mereka semalam-malaman tidak mendapatkan ikan. “Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk pauk?”, Tanya Yesus. Sebuah sapaan yang sederhana tapi empatik.

Sebenarnya Yesus sudah mengetahui bahwa mereka tidak mempunyai apa-apa untuk diberikan. Namun dari bahasa sederhananya, “Ada yang bisa saya bantu?” Itulah respon Tuhan dalam penderitaan umatNya, bahwa Tuhan siap mengulurkan tangan kasih-Nya. Dia peduli dan empati.

Setiap saat Tuhan siap membantu dan menolong kita. Maka jangan pernah berputus asa sebab Allah mengetahui pergumulan kita. Ia Allah yang peduli. Ingatlah selalu, Allah senantiasa ingin mengulurkan tanganNya untuk menolong kita. Tinggal kita bagaimana merespon pertolongan Tuhan itu.

Kehidupan zaman ini sering sekali membutakan hati dan pikiran kita untuk melihat dan merasakan kasih Tuhan. Muncul protes dan mengeluh. Sering sekali bayangan kegagalan ketidakmampuan menguasai hidup, sehingga kita tidak lagi punya keberanian untuk mengambil keputusan untuk tetap hidup dengan mengandalkan Tuhan.

Pertanyaan refleksinya, bagaimana Tuhan menyapa Anda saat masa virus Corono Covid-19 ini? Apakah Anda peka akan sapaan Tuhan selama ini? Berkah Dalem dan Salam Teplok dari bumi Mertoyudan.

# Y. Gunawan, Pr

foto dok. Danau Galilea: Ibu Lucia Endang Yuwasa

Similar Posts