Orang Bergosip seperti Teroris
Percik Firman: Orang Bergosip seperti Teroris
Rabu, 12 Agustus 2020
Bacaan Injil: Mat 18: 15-20
”Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” (Mat 18:20)
Saudari/a ku ytk.,
Berkumpul pada zaman sekarang tidak harus bertemu langsung, apalagi di masa wabah Covid-19. Sampai saat ini kita masih dibatasi dalam pertemuan yang melibatkan banyak orang, apalagi sampai berkerumun.
Untuk berkomunikasi, temu kangen, rapat atau diskusi akhir-akhir ini orang bisa memanfaatkan fasilitas media sosial, seperti Google Meet, Zoom Meeting, Jitsi Meet, Video Call, WhatsApp Group, dll.
Pertemuan itu penting untuk membangun komunikasi dan persaudaraan. Tetapi ada pertemuan yang perlu diwaspadai dan dikritisi. Misalnya, kalau isi pembicaraannya hanya menjelek-jelekkan, ngrasani, menggosip, bahkan sampai mencemarkan nama baik seseorang, tentu hal itu perlu dievaluasi. Apakah di situ Tuhan hadir?
Bacaan Injil pada hari ini mengingatkan kita sebagai pengikut Kristus untuk berkumpul secara baik dan benar. Ditegaskan Tuhan Yesus, ”Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.”
Jika orang berkumpul hanya mengarah pada gosip, fitnah, menjelek-jelekkan orang lain atau kelompok lain, berusaha menjatuhkan pihak lain, dan mengarah pada perpecahan, tentu mereka berkumpul tidak dalam nama Tuhan.
Saya tertarik dengan nasihat berikut ini: “Apabila Anda membicarakan keburukan seseorang, jangan lupa memulai dan menutupnya dengan doa. Maka gosip itu akan berubah namanya menjadi sharing”.
Apakah Anda setuju dengan nasihat yang terkesan “lucu” tersebut? Jangan-jangan tanpa disadari, kita pun sering menuruti nasihat itu. Semoga demikian.
Jika kita melihat saudara kita yang berbuat dosa atau salah, Tuhan Yesus meminta kita untuk pertama-tama menegurnya di bawah empat mata (pendekatan pribadi). Ini berarti kita diminta berbicara langsung dengan pihak yang kita anggap berbuat dosa atau salah itu.
Dengan melakukannya kita bisa segera mendapat penjelasan maupun membantu pertobatan orang tersebut. Hal ini akan menjadi sebuah tindakan kasih, karena tujuannya untuk kebaikan saudara kita itu.
Jika menggosip berarti kita memilih untuk membicarakan keburukan orang itu kepada orang lain. Tujuannya agar orang menjadi bersikap negatif terhadap orang yang dibicarakan.
Orang yang menjadi bahan pembicaraan tidak memiliki kesempatan untuk menjelaskan tindakannya, atau mendapat kesempatan untuk segera bertobat. Dalam hal ini secara tidak adil ia telah dihakimi, entah benar atau tidak perbuatannya. Perpecahan pun bisa terjadi. Bukan persaudaraan yang terjadi.
Seringkali pelayanan dan kehidupan menggereja terhambat karena hal yang seperti ini. Orang gagal mengasihi sesama saudara dalam satu Tubuh Kristus.
Jika memang ada saudara kita yang telah berbuat dosa atau salah, dekatilah dia dan diajak berbicara empat mata. Tegurlah dan doakanlah dia. Jangan malah menyebarkan berita yang tidak benar, apalagi sampai diberi bumbu dan digosipin.
Apabila kita diajak bergosip, tegurlah orang yang mengajak bergosip itu. Lebih baik Anda tidak usah menanggapi. Atau bilang saja “Maaf, saya tidak tahu. Coba tanya yang bersangkutan atau yang lebih tahu.” Jawaban itu kiranya lebih bijaksana. Dan kalau terjadi demikian, di situ Tuhan hadir.
Paus Fransiskus pernah menegaskan dalam salah satu homilinya di Kapel Santa Marta supaya orang Katolik tidak bergosip. Mengapa? Menurut Sri Paus, bergosip adalah godaan setan untuk merusak orang baik. Pada zaman modern ini godaan untuk bergosip semakin kuat.
“Bergunjing itu seperti terorisme karena orang yang bergosip seperti teroris yang melempar bom dan melarikan diri, kemudian merusak. Dengan lidahnya, mereka menghancurkan perdamaian. Bergosip adalah godaan setan untuk merusak orang baik”, tegas Sri Paus.
Lebih lanjut, “Kita semua adalah target serangan setan karena mereka tidak ingin kita lepas dari dosa. Maka, mari kita menahan diri mengeluarkan ungkapan-ungkapan yang berujung pada gosip dengan menggigit lidah kita”.
Pertanyaan refleksinya, apakah selama ini Anda sering tergoda untuk menggosip saat berkumpul dengan teman-teman? Apa niat Anda untuk menciptakan kehidupan bersama menjadi lebih baik dan penuh persaudaraan? Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bumi Mertoyudan. # Y. Gunawan, Pr