Betapa Leganya Wanita Itu

Percik Firman : Betapa Leganya Wanita Itu
Kamis, 17 September 2020
Bacaan Injil: Luk 7:36-50

“Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!” (Luk 7:50)

Saudari/a ku ytk.,
Siapakah orang yang tidak mau selamat? Siapakah orang yang tidak mau hidup bahagia? Siapakah orang yang tidak mau dibebaskan dari cap negatif dari masyarakat?

Secara jujur, setiap orang pasti mau selamat. Mau hidup bahagia. Mau dikenal sebagai orang baik, bukan dikenal sebagai orang yang jahat. Iya nggak?

Dalam masyarakat ada orang yang dikenal karena hidupnya baik. Masakannya enak. Sikapnya peduli dan suka membantu teman. Senyumnya ramah. Suka menerima tamu di rumahnya. Dia pinter bermain musik. Dia ahli main teater. Dia ahli melukis. Dia suka menulis. Dan sebagainya.

Ada pula yang dikenal karena hidupnya yang tidak baik. Orang menjadi viral karena terlibat korupsi. Suka mengganggu rumah tangga temannya. Terlibat dalam pembunuhan yang berencana. Terlibat dalam prostitusi online. Terlibat dalam kasus narkoba. Dan sebagainya.

Seseorang bisa menjadi terkenal atau viral di tengah masyarakat, entah karena hal yang baik maupun hal yang tidak baik. Dalam bacaan Injil hari ini dikisahkan adanya seorang wanita yang dikenal sebagai orang berdosa. Dia datang menemui Yesus, yang waktu itu Dia diundang makan di rumah seorang Farisi. Diuraikan wanita tersebut ”dikenal di kota itu sebagai orang berdosa” (Luk 7:37).

Semua orang memang berdosa. Tetapi wanita itu ’dikenal sebagai orang berdosa’, karena dia bukan wanita baik-baik. Sepertinya dia adalah pelacur. Bisa jadi, sebelumnya dia telah mendengar ajaran Yesus dan sikap-Nya yang peduli dan berbelaskasih.

Karena tersentuh oleh kata-kata dan tindakan Yesus, wanita itu mencari Yesus. Dia tidak malu pada orang banyak. Bahkan berani menerobos cap-cap negatif yang diberikan masyarakat padanya.

Bacaan Injil menjabarkan pertobatan wanita yang berdosa, yang dengan perbuatannya menunjukkan kasihnya yang besar kepada Tuhan Yesus. Yesus bukannya membenarkan perbuatan wanita itu. Tetapi, Yesus menunjukkan kasih kepada orang yang melakukan dosa besar, bertobat dan meminta belas kasih-Nya.

Betapa leganya wanita itu ketika Yesus berkata, ”Dosa-dosamu diampuni… Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!”

Menurut tradisi Latin, Injil Lukas tidak menyebutkan nama wanita ini, karena memang sesuai dengan gaya penulisannya yang halus dan hati-hati.

Santo Gregorius Agung merefleksikan pertobatan wanita itu dengan menarik. “Sebab matanya yang dulu mengidamkan hal-hal dunia, kini ia jadikan aus oleh tangis penyesalan. Ia yang dulu menampilkan rambutnya untuk mempercantik wajahnya, kini ia menyeka air matanya dengan rambutnya…. Ia yang dulu menyombongkan diri dengan mulutnya, kini mencium kaki Tuhan, dan menekankan bibirnya di kaki Penebusnya”.

Lebih lanjut, “Dia yang dulu menggunakan minyak urapan untuk mengharumkan tubuhnya; apa yang tak layak digunakan untuk dirinya sendiri, kini secara terpuji dipersembahkannya kepada Tuhan… Sebagaimana banyak kenikmatan yang dulu dimilikinya untuk dirinya sendiri, demikianlah banyak persembahan yang diberikan dengan rincinya dari dirinya sendiri.

Ia mengubah begitu banyak kesalahannya menjadi banyak kebajikan yang setimpal, sehingga sebanyak itu dari dirinya dapat sepenuhnya melayani Allah dengan pertobatannya, seperti dahulu ia telah menghina Allah dengan dosa-dosanya….”.

Tuhan Yesus memandang ungkapan pertobatan wanita itu sebagai tanda iman dan kasihnya kepada Allah. Sabda Tuhan hari ini juga mengingatkan kita, agar kita tidak memiliki sikap menyerupai orang Farisi, yang memandang rendah orang berdosa, bahkan mengkritik Tuhan yang mau mengampuni orang berdosa.

Bagaimana sebaiknya sikap kita? Kita perlu waspada akan kelemahan kita sendiri, tidak memandang rendah orang lain yang melakukan kesalahan, dan tidak lekas menghakimi orang lain.

Santo Gregorius menasihati, “Ketika memandang orang-orang berdosa, kita harus pertama-tama meratapi diri kita sendiri karena malapetaka yang mereka alami, sebab mungkin kita telah mengalami kejatuhan yang serupa, dan pasti cenderung pada kejatuhan yang serupa tersebut.

Tetapi penting bahwa kita dengan seksama membedakan, karena kita wajib untuk membuat pembedaan (menjauhkan diri) dengan sifat-sifat buruk, tetapi untuk memiliki belas kasih dalam sifat-sifat mendasar….”.

Mari kita introspeksi diri dan merefleksikan hidup kita saat ini. Berkah Dalem dan Salam Teplok dari bumi Mertoyudan. Jangan lupa bahagia. # Y. Gunawan, Pr

Similar Posts

  • Percaya pada Tuhan

    Selasa, 28 Maret 2023Bacaan Injil : Yoh 8:21-30 Saudari/a ku ytk.Saat merenungkan sabda Tuhan hari ini saya teringat akan sebuah kisah inspirarif. Saya yakin Anda sudah familiar dengan kisah ini. Bagi yang sudah tahu, semoga kisah ini bisa menyegarkan kembali spirit Anda, dan yang belum tahu, semoga bisa menginspirasi untuk percaya pada penyelenggaraan Tuhan dalam…

  • Bukan Umur Panjang

    Percik Firman: Bukan Umur PanjangKamis, 29 April 2021PW Santa Katarina dari SienaBacaan Injil: Yoh 13: 16-20 Saudari/a ku ytk.,Sebelum menerimakan Tubuh Kristus, seorang imam akan mengangkat Tubuh Kristus dan piala berisi Darah Kristus sambil berseru. Salah satu seruannya demikian, “Kecaplah dan lihat, betapa baiknya Tuhan. Dialah santapan jiwa, daya ilahi melawan doa. Berbahagialah kita yang…

  • Jumat Agung – Salib Suci

    Bagi orang Yahudi, salib adalah penghinaan. Mengapa disebut penghinaan? Karena salib bagi mereka adalah tempat penyiksaan bagi orang-orang berdosa, orang jahat, dan yang pantas mendapat hukuman mati. Sedangkan bagi orang Yunani, salib adalah kebodohan. Mengapa disebut kebodohan? Karena mereka berpikir, “Masak sich seorang Raja kok mati di kayu salib.” Bagi sekelompok tertentu, Salib itu menakutkan….

  • Belajar Setia

    Percik Firman : Belajar SetiaSabtu Imam, 6 Nov 2021Bacaan Injil : Luk 16:9-15 Sobatku yang baik,Dalam kehidupan sehari-hari, banyak pribadi yang menjadi teladan kita untuk setia. Ada banyak isteri yang setia, suami yang setia, imam yang setia, dan biarawan/wati yang setia. Mereka setia pada janji yang pernah diucapkan. Kesetiaan itu bisa ditumbuhkan lewat hal-hal yang…

  • Berbicara dengan Benar

    Percik Firman : Berbicara dengan BenarSabtu Imam, 2 Januari 2021Pw St. Basilius Agung dan St. Gregorius dari NazianzeBacaan Injil: Yoh 1: 19–28 Saudari/a ku ytk.,Hari ini Hari Sabtu Imam, hari yang dipersembahkan untuk mendoakan para imam dan calon imam. Kemarin kita memasuki Tahun Baru 2021 saat Jumat Pertama. Kita telah meninggalkan tahun 2020 dengan aneka…

  • Kesetiaan Merawat

    Percik Firman: Kesetiaan MerawatJumat, 13 Agustus 2021Bacaan Injil: Mat 19: 3-12 Saudari/a ku ytk.,Merenungkan sabda Tuhan hari ini, saya ingat beberapa pasutri katolik yang sudah menikah sekian tahun, belum diberi anak oleh Tuhan. Mereka tetap rukun, kompak, dan setia. Anak memang anugerah Tuhan. Anak tidak menjadi alasan untuk berkonflik, apalagi bercerai. Mereka sadar betul bahwa…