Mengikuti “Tarian” Tuhan

Percik Firman : Mengikuti “Tarian” Tuhan
Rabu, 16 September 2020
PW St. Kornelius (Paus) dan St. Siprianus (Uskup dan Martir)
Bacaan Injil: Luk 7:31-35

“Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis” (Luk 7:32)

Saudari/a ku ytk.,
Hari ini tanggal 16 September Gereja memperingati dua orang kudus martir abad ketiga. Mereka adalah Paus Kornelius dan Uskup Siprianus dari Kartago (Afrika). Keduanya meninggal sebagai martir mewartakan kebenaran iman Katolik.

Pada waktu itu Gereja masih mengalami masa penganiayaan oleh Kaisar Romawi. Kornelius dipilih menjadi Paus pada tahun 251. Ia rela melayani Gereja sebagai seorang paus, meskipun pelayanannya itu membahayakan jiwanya.

Paus Kornelius wafat dalam pengasingan di pelabuhan Roma pada bulan September tahun 253. Oleh sebab ia harus menanggung penderitaan yang luar biasa sebagai seorang paus, maka ia dinyatakan sebagai martir.

Siprianus wafat lima tahun kemudian dalam masa penganiayaan Valerianus. Ia dipenggal kepalanya di Kartago pada tanggal 14 September 258. Pesta kedua orang kudus ini dirayakan bersama-sama untuk mengingatkan kita akan pentingnya persatuan Gereja. Persatuan Gereja adalah tanda kehadiran Yesus yang adalah Kepala Gereja.

Gereja berdiri di atas jenazah-jenazah para martirnya. Ini adalah sebuah kenyataan yang tidak dapat disangkal. Mereka adalah para saksi iman Kristiani. Para martir adalah murid-murid Kristus sejati, para pelaku sabda Tuhan yang sejati dalam hati, pikiran, perkataan, dan tindakan.

Dalam bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus bersabda agar kita menerima Dia dengan segenap hati. Sehati seperasaan dengan Yesus. Dia mengkritik sikap orang Farisi dan Ahli Taurat yang ‘ndableg”, tidak mau menerima Yesus dan pewartaan-Nya.

Mereka berbeda dengan para pemungut cukai yang membuka diri akan pewartaan Yesus. Meskipun dicap pendosa, mereka mau menerima Yesus dalam hidupnya.

Bagi Yesus, orang Farisi dan Ahli Taurat itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan: “Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis.”

Sabda Tuhan hari ini mengajak dan menantang kita sebagai murid Kristus zaman ini. Bersediakah Anda dilibatkan Tuhan dalam ‘tarian dan nyanyian’ pewartaan iman Gereja di tengah pandemi Covid-19 saat ini? Apa yang sudah Anda lakukan untuk persatuan Gereja?

Berkah Dalem dan Salam Teplok dari bumi Mertoyudan. Jangan lupa bahagia. # Y. Gunawan, Pr

Similar Posts