Kekuatan Pujian

Percik Firman: Kekuatan Pujian
Kamis, 10 Desember 2020
Bacaan Injil: Mat 11:11-15

“Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis” (Mat 11:11)

Sdri/a ku ytk.,
Bagaimana rasanya jika dipuji? Pada umumnya orang akan merasa senang saat mendapat pujian. Pujian yang tulus dapat memberikan kekuatan dan energi yang luar biasa dalam hidup kita. Pujian bisa menyemangati. Pujian membuat orang merasa diperhatikan. Pujian membuat orang merasa diakui keberadaannya.

Dalam kehidupan sehari-hari, orang yang penuh prasangka biasanya sulit untuk memberikan pujian. Yang ada malah selalu berkomentar negatif atau nyacat, melemahkan semangat teman, atau menyabarkan berita bohong (hoaks).

Sebenarnya apapun bisa dijadikan bahan untuk memuji, tergantung kejelian kita terhadap orang lain. Kita bisa memuji pakaian yang dikenakan, keluarganya, hasil karyanya, penampilannya, senyumnya, keramahannya, semangatnya, dsb.

Dalam bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus memuji atau memberikan pujian kepada Yohanes Pembaptis. Sebagai tokoh yang lebih senior dan lebih dulu tampil di publik, Yohanes diakui keberadaan dan karyanya oleh Yesus.

Yohanes adalah pembatas antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dia adalah garis pembatas, sehingga dia menjadi bagian dari Perjanjian Lama dan pada saat yang bersamaan dia menjadi bagian dari Perjanjian Baru.

Orang tuanya merupakan bagian dari Perjanjian Lama, namun dalam rahim ibunya dia melonjak kegirangan mewartakan Kristus, tokoh Perjanjian Baru. Yohanes Pembaptis dikenal sebagai nabi terakhir dari masa Hukum Taurat dan para nabi.

Atas kehadiran dan karya pelayanan Yohanes Pembaptis, Tuhan Yesus memuji dia. Diungkapkan, “Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis”.

Pujian Yesus ini adalah pujian yang tulus. Yesus tidak merasa tersaingi atas kehadiran Yohanes Pembaptis. Pujian ini memberikan pemahaman kepada kita betapa hebatnya Yohanes Pembaptis itu. Dia tokoh yang istimewa. Dia adalah tokoh yang menyiapkan jalan bagi Yesus yang ingin menyelamatkan manusia.

Budaya memuji kiranya perlu terus kita tumbuhkan dalam keluarga kita, sekolah kita, komunitas kita, dan masyarakat kita. Budaya memuji atau memberi apresiasi juga perlu kita tanamkan dalam diri anak-anak. Misalnya: Wow kamu hebat dhik, Wah tulisanmu bagus, wah suaramu merdu, hebat….kamu sudah bisa melipat selimut sendiri, dsb.

Pertanyaan refleksi, akhir-akhir ini Anda lebih banyak memberikan pujian atau menerima pujian? Bersediakah Anda mengembangkan “budaya memuji” yang tulus kepada rekan kerja, teman, anggota keluarga, dan sesama Anda? Berkah Dalem dan Salam Teplok dari bumi Mertoyudan.

# Y. Gunawan, Pr

foto: Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)

Similar Posts