Merayakan Kehidupan
Percik Firman: Merayakan Kehidupan
Rabu, 8 September 2021
Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria
Bacaan Injil : Mat 1:1-16.18-23
Saudari/a ku ytk.,
Hari ini tanggal 8 September, Gereja merayakan Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria. Perayaan ini berawal dari tradisi Gereja Timur dan mulai berkembang di Gereja Barat sejak abad ke-5. Kita tidak mempunyai informasi biblis dan historis tentang kapan dan di mana Bunda Maria dilahirkan. Yang jelas, Bapak Yoakim dan Ibu Ana adalah orangtua Santa Maria.
Merayakan kelahiran berarti merayakan kehidupan. Kelahiran biasanya disambut dengan sukacita karena hidup adalah anugerah Tuhan. Maka, kita perlu menjaga dan merawat kehidupan ini dengan penuh tanggung jawab. Jangan sampai kita menyia-nyiakan hidup anugerah Tuhan ini.
Akhir-akhir ini kita mendengar makin banyak orang yang sembuh dari virus korona atau Covid-19. Setelah menjalani karantina atau isolasi mandiri, mereka dinyatakan sembuh dan hasil test swab negatif. Tentu hal ini juga berkat usaha mereka yang taat pada protokol Kesehatan, didoakan saudara/i nya, dan juga berkat kemurahan rahmat Tuhan.
Bacaan Injil pada Pesta kelahiran Bunda Maria hari ini berkisah tentang silsilah Yesus Kristus. Merenungkan Silsilah Yesus, ada sesuatu yang menarik. Tidak semua leluhur Yesus yang dipakai oleh Allah adalah orang yang baik dan sempurna. Kalau Tuhan sudah berencana dan bertindak, tak ada yang mustahil. Dia bisa memakai yang “bengkok” atau rapuh secara manusiawi untuk sejarah keselamatan manusia.
Sebut saja, misalnya, Tamar orang Kanaan yang menyamar sebagai wanita asusila (Kej 38:1-30). Rahab berasal dari Yerikho seorang tunasusila profesional (Yos 2:1-24). Betsyeba orang Het yang diambil oleh Daud sebagai isterinya, meski sudah bersuamikan Uria (2 Sam 11:1-27). Dan Rut, janda berasal dari Moab mendekati Boas dengan cara tak biasa (Rut 3:1-15 dan 4:13-17).
Lantas apa yang mau disampaikan? Santo Matius secara jeli mau menampilkan Yesus benar-benar datang dari Allah. Maka ia menampilkan Maria yang melahirkan Puteranya dari Roh Kudus, lewat perwahyuan dari malaikat yang disampaikan kepada Yusuf. Dengan demikian menjadi jelas bahwa Yesus adalah yang kudus dari Allah, Sang Emmanuel, Allah menyertai kita.
Allah dapat berkarya dalam ‘garis bengkok’ sejarah hidup manusia. Dia sudah mempunyai rencana atas hidup kita, kenapa kita lahir dalam keluarga bapak ibu kita, baik di desa atau kota, dari keluarga kaya atau sederhana.
Kita sadar bahwa di dunia ini tidak ada keluarga yang sempurna. Keluarga kita juga tidak sempurna. Tidak ada orangtua yang sempurna. Tidak ada suami isteri dan anak yang sempurna. Tetapi kita semua diundang untuk terus saling mengampuni dan terbuka akan bimbingan Tuhan. Kita perlu terus maneges kersa Dalem Gusti (memahami kehendak Tuhan) dalam perjalanan hidup kita.
Bahkan Paus Fransiskus mengungkapkan, “Tidak ada keluarga jatuh dari surga dalam bentuk yang sempurna; keluarga perlu terus-menerus bertumbuh dan dewasa dalam kemampuan untuk mencintai… Semoga kita tidak patah semangat karena keterbatasan kita, atau berhenti mencari kepenuhan kasih dan kesatuan dengan Allah yang menuntun kita”.
Pertanyaan refleksinya, apa saja yang Anda syukuri dari kelahiran Anda melalui kedua orangtuamu? Percayakah Anda bahwa Allah bisa mengubah yang ‘bengkok’ dan yang rapuh dari sejarah hidup Anda menjadi luar biasa? Berkah Dalem dan Salam Teplok dari MeSRA (Merto Spiritual Rest Area). # Y. Gunawan, Pr