Kata-kata yang Memberkati

Percik Firman : Kata-kata yang Memberkati
Senin, 13 September 2021
PW Santo Yohanes Krisostomus (Uskup dan Pujangga Gereja)
Bacaan Injil: Lukas 7:1-10

“Aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu, tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh” (Luk 7:7)

Saudari/a ku ytk.,
Pada zaman modern ini banyak orang sudah akrab dengan kosmetik. Bahkan anak kecil pun sudah memakai kosmetik. Misalnya, saat mau tampil tablo natal, menari, atau karnaval.

Kata “kosmetik” berasal dari bahasa Yunani ‘kosmetikē tekhnē,’ yang berarti teknik berpakaian dan berhias. Hal ini muncul dari kata κοσμητικός (kosmētikos), berarti terampil dalam menyusun atau mengatur.

Apakah kosmetik itu baik? Ya, baik jika digunakan secara pas dan benar. Menjadi tidak baik jika terlalu berlebihan. Mengapa? Karena itu bukan yang terpenting, lebih sisi permukaan atau luar saja.

Dalam Injil pada Peringatan Wajib Santo Yohanes Krisostomus hari ini Tuhan Yesus memuji iman sang perwira. Bagi Yesus, iman sang perwira itu bukan polesan dan tidak direkayasa sedemikian rupa agar tampak bagus (iman kosmetik). Tetapi sunguh iman yang asli, murni, dan tulus yang muncul dari hati serta keyakinannya akan kuasa Tuhan Yesus (iman sejati).

Iman sang perwira begitu luar biasa. Dia percaya bahwa Tuhan Yesus punya kuasa yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Dia merasa tidak layak datang dan menerima Tuhan. Maka dia mengatakan, “Aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu, tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh”.

Lewat sepatah kata saja, Yesus mampu menyembuhkan. kata-kata-Nya memberkati dan menyelamatkan. Sang perwira itu percaya Tuhan Yesus sanggup menyembuhkan hambanya dengan berkata-kata. Sang Perwira percaya hal itu, dan itulah yang terjadi, sesuai apa yang ia percayai. Inilah bentuk iman yang sejati.

Hari ini Gereja merayakan Peringatan Wajib Santo Yohanes Krisostomus (349-407). Ia seorang uskup Konstantinopel dan pujangga Gereja. Ia terkenal dengan sebutan “Si Mulut Emas”. Mengapa? Karena dia adalah seorang pengkhotbah yang amat cerdas. Jika Yohanes Krisostomus berbicara dan berkotbah, semua orang akan terpana mendengarkannya. Kata-katanya sejuk, menyentuh hati, dan menyemangati.

Mengenang hidup Santo Yohanes Krisostomus, ada kata-kata mutiara yang inspiratif yang diwariskannya. “Tidak ada seorang yang dapat beralasan tidak berdoa dengan dalih dipenuhi kesibukan sehari-hari atau tidak dapat berada di gereja. Di mana pun, tidak peduli di mana kamu menemukan dirimu, kamu dapat menegakkan sebuah altar kepada Allah dalam hatimu dengan cara berdoa .”

Pertanyaan Refleksi, Sudahkah Anda sungguh beriman pada Yesus atau masih sekedar formalitas saja? Selama ini mulut Anda lebih banyak digunakan untuk mengucapkan kata-kata yang baik atau yang kotor? Berkah Dalem dan Salam Teplok dari MeSRA (Mertoyudan Spiritual Rest Area). # (Y. Gunawan, Pr)

Similar Posts