Pemulihan dan Pengharapan

Percik Firman : Pemulihan dan Pengharapan
Jumat Pertama, 1 Januari 2021
HR Santa Maria Bunda Allah
Bacaan Injil: Luk 2:16-21

“Maria menyimpan semua itu dalam hati dan merenungkannya” (Luk 2:19)

Saudari/a ku ytk.,
Pada awal Tahun 2021 ini kita merayakan Hari Raya Santa Maria Bunda Allah (Mater Dei). Sekaligus hari Perdamaian Sedunia.

Secara istimewa kita mengawali Tahun Baru 2021 ini bertepatan dengan Jumat Pertama. Mari kita serahkan hidup kita sepanjang tahun 2021 kepada Hati Yesus yang Mahakudus yang selalu memancarkan belaskasih dan kedamaian.

Dalam Kalender Liturgi Gereja Katolik, terdapat empat (4) Hari Raya Bunda Maria selama setahun, yaitu Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah (Mater Dei, 1 Januari), Hari Raya Kabar Sukacita (25 Maret), Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga (Maria Assumpta, 15 Agustus), dan Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda (Maria Immaculata, 8 Desember).

Sabda Tuhan pada hari raya Maria Mater Dei hari ini mengajak kita untuk menimba inspirasi dari Bunda Maria. Bunda Maria adalah pribadi yang reflektif. Dia bukan pribadi yang reaktif, emosional, dan grusa-grusu (terburu-buru). Setiap peristiwa dan pengalaman yang terjadi coba dimaknai dan direnungkan dalam hati.

Saat ada rombongan para gembala yang “jagong bayi” menemui Yesus Sang Bayi dibungkus lampin pada malam hari, misalnya, Bunda Maria menerima dengan terbuka. Ternyata para gembala diutus oleh malaikat Tuhan.

Mereka dipilih sebagai orang yang pertama untuk melihat keajaiban lahirnya Sang Juru Selamat ke dunia. Apa yang mereka lihat persis dengan apa yang disampaikan malaikat kepada mereka. Dan Bunda Maria menyimpan semua itu dalam hati dan merenungkannya.

Pengakuan akan kebunda-allahan Maria merupakan unsur sentral dalam penghormatan umat Katolik terhadap Bunda Maria. Dasar pengakuan ini terdapat dalam Kitab Suci yang menyebutkan bahwa Yesus dilahirkan dari Santa Perawan Maria.

Kalau kita mengakui Yesus sebagai Allah, maka kita pun mengakui Maria sebagai Bunda Allah. Konsili Efesus (431) mengajarkan bahwa Maria itu Bunda Allah, Theotokos, karena dia melahirkan Allah.

Paus Fransiskus menegaskan bahwa jika kita ingin maju, kita perlu berbalik yakni memulai dari palungan, dari Sang Bunda yang menatang Allah.

Dalam homilinya saat Misa Hari Raya Maria Bunda Allah, Paus Fransiskus mengungkapkan, ”Pada awal tahun, kita juga, sebagai umat kristiani pada jalan peziarahan kita, merasakan kebutuhan untuk berangkat kembali dari tengah-tengah, meninggalkan beban masa lalu dan memulai dari hal-hal yang benar-benar penting. Hari ini, kita sudah sampai pada titik tolak : Bunda Allah”.

Lebih lanjut diuraikan, ”Allah menginginkan Gereja-Nya menjadi seperti Maria: seorang Ibu yang lembut dan rendah hati, miskin dalam barang-barang jasmani dan kaya akan cinta, bebas dari dosa dan bersatu dengan Yesus, menyimpan Allah di dalam hati kita dan sesama kita di dalam kehidupan kita.”

Bahkan dalam kitab suci Al-Qur’an, diungkapkan bahwa Siti Maryam (Bunda Maria) digambarkan sebagai wanita suci pilihan Allah, taqwa, terpuji dan dijunjung tinggi. Maryam adalah satu-satunya wanita yang disebut dengan ‘nama diri’ dalam Al-Qur’an, sementara wanita saleh lainnya disebut julukannya (istri Ibrahim, istri Nuh, dsb).

Siti Maryam adalah wanita empunya surga. Islam memberi keyakinan bahwa salah satu wanita dunia yang menjadi empunya surga adalah Bunda Maria yang memang sejak kelahirannya telah menjadi fenomena.

Maryam berarti ‘Yang Berserah’, atau ‘Yang Melayani’. Dalam Al-Qur’an, kisah Siti Maryam ditulis dalam surat yang jumlahnya 200 ayat. Secara khusus, kisah mengenai mukjizat Siti Maryam dan Isa ada di surat Al Imran ayat 33-63 (Y. Gunawan Pr, 12 Katekese, Renungan dan Doa Bunda Maria, Kanisius, 2019, hlm. 145-147).

Bapa-Bapa Konsili Vatikan II juga menyatakan, “Mereka (=Islam) juga menghormati Maria Bunda-Nya yang tetap perawan, dan pada saat-saat tertentu dengan khidmat berseru kepadanya”.

Mari pada awal tahun 2021 ini kita bersyukur karena kita dapat melalui tahun 2020 yang tidak mudah dengan baik. Pandemi Covid-19 mengubah banyak hal. Maka tahun 2021 adalah Tahun Pemulihan dan Pengharapan. Kita menata hidup kembali dan bangkit dengan tata hidup yang baru.

Selamat Memasuki Tahun Baru 2021. Tetap semangat dan Jangan lupa bahagia. Berkah Dalem dan Salam Teplok. # Y. Gunawan, Pr

Similar Posts