Akar Segala Kejahatan
Percik Firman: Akar Segala Kejahatan
Jumat Pertama, 1 Maret 2024
Hari Pantang dan Devosi Hati Kudus Yesus
Bacaan Injil: Mat 21:33-43.45-46
Saudari/a ku ytk.,
Dalam ajaran Gereja Katolik ada yang namanya dosa pokok. Dosa pokok adalah dosa yang mengakibatkan dosa-dosa lain dan kebiasaan-kebiasaan buruk lainnnya.
Menurut Santo Gregorius Agung, dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK) no. 1866, ada 7 dosa pokok, yaitu: kesombongan, kemarahan, hawa nafsu, kerakusan, kemalasan, iri hati, dan ketamakan.
Bacaan Injil mengisahkan bagaimana para penggarap kebun anggur dikuasai ketamakan. Mereka ingin menguasai semua hasil kebun anggur. Mereka tidak mau menyerahkan hasil kebun anggur itu kepada tuan pemilik kebun anggur.
Saat ada para utusan datang menagih hasil kebun anggur, para penggarap malah menangkap, memukuli, melempari batu dan membunuh para utusan itu dan anak tunggal yang menjadi ahli waris dari tuan pemilik kebun anggur.
Ketamakan (bahasa Latin: avaritia) adalah keinginan tak terkendali atas materi atau harta duniawi. Dalam Kitab Suci tertulis bahwa orang yang tamak tidak pernah memiliki uang yang cukup dan tidak pernah penghasilannya terpuaskan (Pengkhotbah 5:9).
Santo Paulus mengatakan bahwa cinta akan uang adalah akar segala kejahatan dan menyebabkan seseorang dapat menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya sendiri (1 Tim 6:10). Hal ini mau menegaskan betapa seriusnya dosa pokok ketamakan ini.
Kita seringkali tergiur akan harta dan mengira bahwa itu akan mampu membuat kita bahagia. Kita lupa bahwa pada hakekatnya apapun yang kita punya bukanlah milik kita sendiri. Tetapi Tuhanlah sesungguhnya Sang Pemilik segala sesuatu di muka bumi ini. Kita bisa belajar dari sikap Ayub atas harta kekayaan.
Sekaya apapun kita, apalah gunanya jika kita malah kehilangan kesempatan untuk memasuki kehidupan kekal bersama Bapa di Surga? Bisakah kita menyuap Tuhan dengan harta kekayaan kita di dunia ini? Tidak.
Justru kita akan kehilangan segala kesempatan untuk selamat jika kita terus menghamba kepada harta kekayaan. Harta yang ditimbun sendiri untuk kepentingan pribadi hanyalah akan sia-sia.
Menolong sesama dan memakai harta kita untuk memuliakan Tuhan lewat menyatakan kasih kepada orang lain, itulah yang sebenarnya harus kita lakukan. Itulah yang bisa membuat jiwa kita damai dan bahagia. Tetapi jika itu membuat kita berinvestasi demi masa depan yang kekal kelak, mengapa tidak dilakukan?
Pertanyaan refleksinya, apakah Anda pernah dikuasai ketamakan dalam hidup ini? Bagaimana sikap Anda terhadap harta kekayaan (uang, kendaraan, bakat atau talenta) yang dimiliki? Hati Yesus yang Mahakudus, kasihanilah kami. Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bujang Semar (Bumi Jangli Semarang). #Y. Gunawan, Pr.