Angkat Ember Dalam Pembelajaran Demokrasi
Pengalaman mengangkat ember merupakan pengalaman yang menarik dalam pembelajaran PPKN tentang demokrasi. Pedagogi Ignatian menjadi metode yang dipakai dalam pembelajaran ini. Tujuan dari angkat ember mengelilingi lapangan sebanyak lima kali ini adalah untuk merasakan penderitaan orang lain yang merasakan krisis air.
Awal perjalanan, kepala saya terasa sakit karena harus memikul ember berisi air. Setelah putaran pertama, saya istirahat sebentar karena leher saya terasa sakit. Lalu saya mencoba memposisikan diri saya sebagai orang yang mengalami krisi air. Saya mencoba merasakan sebagai anak yang mengambil air untuk keluarganya dan sumber air itu harus ditempuh dengan jarak yang jauh. Ketika saya memposisikan diri saya seperti itu, saya merasa bahwa setitik air itu sangat berguna, jadi saya berusaha keras agar air di ember tidak tumpah. Sakit di kepala saya lama-kelamaan mulai hilang karena mulai terbiasa. Hidup ini adalah sebuah perjuangan yang harus kita hadapi . Orang lain di luar sana harus menempuh perjalanan panjang untuk mengambil air. Bisa kita analogikan air itu adalah air kehidupan yang kita gunakan untuk menunjang kehidupan orang lain. Mungkin tanpa makanan kita masih bisa hidup, namun tanpa air kita tak kan bisa hidup.
Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa demokrasi tidak hanya sekedar menyuarakan aspirasi, tetapi juga esensi demokrasi juga harus peduli, adil dan mau berbagi, terutama bagi mereka yang mengalami krisis air. Konsep demokrasi harus dipahami secara utuh yaitu dari, oleh dan jangan melupakan “untuk” rakyat, untuk berbagi, untuk memneuhi hak mereka yang krisis air, untuk keadilan seluruh rakyat. Aku jadi sadar bahwa, aku haru hemat air, sebagai bentuk bela rasa pada sesama yang mengalami krisi air.