Berpikiran Positif

Percik Firman: Berpikiran Positif
Rabu, 18 November 2020
Bacaan Injil : Lukas 19:11-28

”Aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur” (Luk 19:21)

Saudari/a ku ytk.,
Orang yang berpikiran positif akan bisa menjalani kehidupan ini dengan gembira. Orang yang seperti itu adalah orang yang optimis. Apa saja ciri orang yang berpikiran positif tersebut?

Ada beberapa ciri orang yang berpikiran positif, antara lain: mensyukuri apa yang dimilikinya; tidak membuat alasan, tetapi langsung melakukan tindakan; dan menggunakan bahasa positif.

Bacaan Injil hari ini mengungkapkan pengajaran Tuhan Yesus saat dekat ke kota Yerusalem. Pengajaran tentang perumpamaan uang mina. Perumpamaan ini mirip dengan perumpamaan tentang talenta. Seorang bangsawan memberikan modal kepada sepuluh hambanya. Masing-masing diberi modal yang sama, yakni satu uang mina, supaya dikembangkan.

Ada hamba yang mengembangkan modal satu mina dengan baik dan ada pula yang tidak mau mengembangkannya. Hamba-hamba yang mampu menjalankan uang satu mina menjadi berlipat ganda. Mengapa? Mereka berpikiran positif sejak awal.

Mereka mensyukuri apa yang diterima. Mereka langsung melakukan tindakan konkrit, tidak sibuk mencari alasan. Mereka mengembangkan bahasa yang positif. Bahkan mampu melihat tuannya sebagai pribadi yang berbelas kasih. Tidak heran mereka pun memperoleh belas kasih yang lebih berlimpah lagi. Belas kasih yang kita berikan kepada orang lain ternyata amat menentukan bagaimana nasib dan masa depan kita kelak.

Berbeda dengan hamba yang ketiga. Dia tidak menjalankan uang satu mina tersebut, melainkan menyimpannya dalam sapu tangan. Mengapa? Dia mempunyai pikiran negatif. Ia takut dan berprasangka kepada tuannya itu. Ia juga memandang tuannya sebagai manusia yang keras, pemeras, dan jahat.

Diungkapkan dalam Injil tadi, ”Aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur”. Manusia seperti ini tidak akan berkembang dalam kasih, sebab ia tidak menggunakan kasih dalam melihat orang lain.

Semangat untuk mengembangkan anugerah Tuhan tergantung bagaimana cara kita memandang Tuhan. Jika Tuhan kita pandang sebagai pribadi yang kejam dan suka mencari kesalahan, maka hidup iman kita hanya berisi ketakutan dihukum. Hidup kita akan kerdil, tidak bisa berkembang. Jika kita memandang Tuhan sebagai pribadi yang peduli dan baik hati, kita akan menghayati iman dengan penuh sukacita.

Tuan Bangsawan dalam perumpamaan tidak memperhitungkan berapa banyak hasil yang diperoleh, tetapi lebih menghargai bagaimana usaha dan ketekunan para hambanya. Yang dinilai bukan hasilnya, tetapi tanggung jawab dari para hamba atas kepercayaan yang diberikan.

Marilah kita mengembangkan pikiran positif dengan mengembangkan budaya syukur, berusaha melakukan tindakan konkret, dan terus menggunakan bahasa positif dalam hidup sehari-hari. Misalnya: aku pasti bisa, Gusti mesthi paring dalan, Tuhan akan selalu memelihara hidup kita, Ayo tetap optimis, dsb.

Pertanyaan refleksinya, selama ini Anda lebih didominasi berpikir positif atau negatif? Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bumi Mertoyudan.

# Y. Gunawan, Pr

Similar Posts

  • Tegas pada Prinsip

    Percik Firman : Tegas pada PrinsipMinggu Prapaskah III, 7 Maret 2021Bacaan Injil : Yoh 2:13-25 “Jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan” (Yoh 2: 16) Saudari/a ku ytk.,Ketegasan dalam prinsip itu sangat penting dalam hidup bersama, terlebih pada masa pandemi Covid-19 saat ini. Kita perlu memegang prinsip “keselamatan jiwa adalah hukum yang tertinggi”. Demi…

  • Sikap Hormat dan Santun

    Percik Firman: Sikap Hormat dan SantunRabu, 27 Desember 2023Pesta St Yohanes RasulBacaan Injil : Yoh. 20: 2-8 “Yohanes menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam” (Yoh 20:5) Saudari/a ku ytk.,Pada tgl 27 Desember Gereja merayakan Pesta St. Yohanes, Rasul dan Penulis Injil. Yohanes (bahasa Yunani…

  • Mendengarkan atau Memerintah?

    Percik Firman : Mendengarkan atau Memerintah?Sabtu, 19 September 2020Bacaan Injil: Luk 8:4-15 “Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!” (Luk 8:8) Saudari/a ku ytk.,Kita mungkin pernah mendengar ada ungkapan, “tabur tuai”. Artinya, apa yang kita tabur, itulah yang akan kita tuai atau kita panen nantinya. Hukum tabur tuai ini biasanya ada dalam dunia pertanian….

  • Mengarahkan Hati

    Percik Firman : Mengarahkan HatiKamis, 30 Juli 2020Bacaan Injil: Mat 13: 47-53 “Setelah penuh, pukat itupun ditarik orang ke pantai, …ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang” (Mat 13:48) Saudari/a ku ytk.,Merenungkan bacaan Injil hari ini tentang pukat yang dilabuhkan ke laut, saya teringat akan video Paus Fransiskus….

  • Mengusahakan Hati yang Baik

    Percik Firman: Mengusahakan Hati yang BaikRabu, 27 Januari 2021Bacaan Injil : Mrk 4:1-20 “Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!” (Mrk 4:9) Saudari/a ku ytk.,Mendengarkan adalah kemampuan yang penting dalam menumbuhkan kebijaksanaan dalam hidup sehari-hari. Orang yang bijaksana biasanya mempunyai kemampuan mendengarkan yang baik. Mendengarkan apa? Mendengarkan masukan dari teman-temannya, rekan kerjanya, dsb. Juga…

  • Perjumpaan yang Meneguhkan

    Percik Firman: Perjumpaan yang MeneguhkanSenin, 21 Desember 2020Bacaan Injil: Luk 1:39-45 “Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus” (Luk 1:41) Saudari/a ku ytk.,Kalau ada dua wanita yang sedang hamil bertemu, kira-kira apa yang dibicarakan ya? Saya pernah membuat penelitian kecil menanyai mereka. Ada aneka jawaban,…