Mengusahakan Hati yang Baik

Percik Firman: Mengusahakan Hati yang Baik
Rabu, 27 Januari 2021
Bacaan Injil : Mrk 4:1-20

“Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!” (Mrk 4:9)

Saudari/a ku ytk.,
Mendengarkan adalah kemampuan yang penting dalam menumbuhkan kebijaksanaan dalam hidup sehari-hari. Orang yang bijaksana biasanya mempunyai kemampuan mendengarkan yang baik.

Mendengarkan apa? Mendengarkan masukan dari teman-temannya, rekan kerjanya, dsb. Juga mendengarkan suara hatinya sendiri. Terlebih mendengarkan bisikan Roh Kudus.

Setiap calon imam yang akan menerima tahbisan imam harus lulus ujian ad audiendas. Ujian ini disebut juga ujian kebijaksanaan. Seorang calon diuji di hadapan tiga orang penguji, yakni ahli hukum Gereja, ahli moral, dan Vikaris Jendral (Vikjen). Ad audiendas confessiones atau mendengarkan pengakuan dosa adalah pelayanan yang harus dilakukan oleh setiap imam.

Dalam ujian itu ada tiga kasus yang akan ditanyakan, yaitu kasus pengakuan dosa, kasus moral dan kasus perkawinan. Jawaban seseorang akan menentukan tingkat kebijaksanaannya.

Bacaan Injil pada hari ini mengisahkan pengajaran Tuhan Yesus kepada para murid mengenai makna perumpamaan seorang penabur. Perumpamaan ini merupakan perumpamaan dasar dari ajaran Yesus. Dengan tegas, Tuhan Yesus mengungkapkan, “Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”

Hal itu diungkapkan setelah Yesus menyampaikan ajaran tentang sang penabur yang menaburkan benih. Benih itu jatuh di beberapa tempat yang berbeda-beda: di pinggir jalan, di tanah yang berbatu-batu, di tengah semak duri, dan di tanah yang baik atau subur.

Jika benih itu adalah firman Allah, tanah yang menerima benih itu adalah hati manusia. Hati seseorang digambarkan seperti tanah, tempat benih ditabur. Ini berarti bahwa berbagai macam tanah yang digambarkan di dalam perumpamaan ini merupakan gambaran dari berbagai macam sikap hati: hati yang yang lembek, hati yang keras, hati yang diliputi kekhawatiran, atau hati yang terbuka (rendah hati).

Hati yang terbuka atau rendah hati akan menjadi tempat yang subur bagi tumbuhnya firman Allah itu. Juga menjadi tempat yang subur bagi tumbuhnya persaudaraan, kebaikan dan sukacita.

Kerendahanhati adalah keutamaan dasar. Dalam bahasa Latin, rendah hati adalah humilis. Kata ini diturunkan dari kata “humus”, yakni lapisan tanah hitam yang amat subur. Semua benih bisa tumbuh kalau disebarkan di tanah humus. Bahkan bisa berlipat ganda.

“Ia berbuah, ada yang seratus, ada yang enam puluh, dan ada yang tiga puluh ganda”, tegas Tuhan Yesus. Maka, kerendahanhati adalah keutamaan dasar, di mana di atasnya keutamaan-keutamaan hidup yang lain bisa tumbuh subur.

Pertanyaan refleksinya, bagaimana usaha Anda untuk menjadikan hati Anda sebagai ‘tanah yang subur’? Mari kita mohon rahmat kebijaksanaan dan kerendahan hati. Berkah Dalem dan Salam Teplok dari bumi Mertoyudan.# Y. Gunawan, Pr

Similar Posts

  • Kemurahanhati Allah

    Percik Firman : Kemurahanhati AllahSenin, 26 Feb 2024Bacaan Injil : Luk 6:36-38 “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu di surga adalah murah hati” (Luk 6:36) Saudari/a ku ytk.,Menjelang pilkada atau pemilu tak jarang terjadi orang atau kelompok tertentu menghakimi calon tertentu untuk ambisi atau kepentingan. Orang bisa tega menghalalkan segala cara agar dia bisa…

  • Kasih Melebihi Hukum

    Percik Firman : Kasih Melebihi HukumJumat, 30 Oktober 2020Bacaan Injil: Lukas 14:1-6 “Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?” (Luk 14:5) Saudari/a ku ytk,.Apakah Anda tahu penyakit busung air? Penyakit busung air merupakan istilah awam yang sering digunakan oleh…

  • Kebencian yang Diwariskan

    Percik Firman : Kebencian yang DiwariskanSelasa, 28 September 2021Bacaan : Luk 9:51-56 Saudari/a ku ytk.,Kebencian bisa menjalar. Permusuhan bisa menular. Bahkan bisa diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi. Sebuah sekolah tertentu, misalnya, bisa dibenci oleh sekolah lain karena warisan dari alumni sebelumnya. Suku tertentu bisa dimusuhi atau dibenci oleh suku lain. Demikian pula bangsa…

  • Iri Hati atau Murah Hati ?

    Percik Firman : Iri Hati atau Murah Hati ?Minggu Biasa XXV, 20 September 2020Bacaan Injil: Mat 20:1-16a “Iri hatikah engkau, karena aku murah hati?” (Mat 20:15) Saudari/a ku ytk.,Situasi pandemi Covid-19 beberapa bulan terakhir ini bisa menimbulkan iri hati. Apalagi saat orang merasa tidak diuntungkan, padahal sudah berjuang mati-matian. Orang yang sudah menjaga kesehatan dengan…

  • Membasuh Kaki dan Maknanya

    Konteks teologis peristiwa pembasuhan kaki disajikan dalam Yohanes 13:1-3. Dikatakan bahwa waktunya sudah tiba bagi para murid (untuk dipersiapkan masuk ke dalam inti misteri iman, yaitu sengsara, wafat dan kebangkitan Tuhan). Injil sinoptik merekam dengan memberi fokus perhatian pada peristiwa perjamuan terakhir. Sementara Yohanes memilih cara berbeda, yaitu mengarisbawahi Yesus sebagai pelayan dengan  penggambaran tindakan…

  • Makna Puasa Kristiani

    Percik Firman: Makna Puasa KristianiSenin, 15 Januari 2024Bacaan Injil: Mrk 2:18-22 Sdri/a ku ytk.,Makna puasa kristiani: bukan sekedar ikuti aturan atau hukum, bukan untuk memaksa atau mendikte Tuhan agar memenuhi permintaan kita, tetapi puasa punya 2 dimensi, yaitu: Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bujang Semar (Bumi Jangli Semarang). # Y. Gunawan, Pr