Hati yang Berbelaskasih
Percik Firman: Hati yang Berbelaskasih
Selasa, 7 Juli 2020
Bacaan Injil: Mat 9:32-38
“Melihat orang banyak itu tergeraklah hati Yesus oleh belas kasih kepada mereka” (Mat 9:36)
Saudari/a ku ytk.,
Pernah suatu hari saya misa sampai tiga kali karena kebutuhan pelayanan pastoral umat dan kondisi keterbatasan tenaga imam. Pertama, misa Sabtu sore di gereja paroki jam 17.30. Kedua, misa ujub di lingkungan yang sudah terjadwal jam 19.30. Dan ketiga, misa requiem jam 22.00.
Mengapa misa requiem begitu malam? Karena salah satu alasannya, minggunya umat lingkungan itu sudah jauh-jauh hari merencanakan ziarah. Jika misa requiemnya minggu siang, umat yang ikut misa sedikit. Dan saya pun mengiyakan dan menyanggupi permintaan keluarga dan pengurus lingkungan itu.
Memang kala itu fisik terasa capai. Inginnya segera istirahat, mengingat seharian juga pas penuh kegiatan. Tetapi saya tidak tega. Hati saya tergerak oleh belas kasihan untuk tetap melayani, apalagi ini misa requiem. Penting kehadiran imam memberikan berkat dan peneguhan iman bagi keluarga. Sesampai di pastoran hati saya bersukacita dan lega bisa melayani umat.
Bacaan Injil hari ini mengisahkan aneka pelayanan Tuhan Yesus yang dilandasi semangat belaskasih kepada banyak orang. Dia menyembuhkan orang bisu yang kerasukan setan, mengajar dalam rumah-rumah ibadah, mewartakan Injil Kerajaan Allah ke semua kota dan desa, serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
Lebih lanjut Santo Matius mengungkapkan, “Melihat orang banyak itu tergeraklah hati Yesus oleh belas kasih kepada mereka”. Dinyatakan “hati Yesus tergerak oleh belas kasihan”. Dan inilah yang mendorong Tuhan Yesus melakukan aneka pelayanan tanpa lelah.
Tuhan Yesus memberi contoh konkret. Berbelas kasihan (compassion) tidak cukup dibibir saja, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering bertemu dengan begitu banyak orang yang butuh empati dan perhatian. Misalnya: orang yang sakit, orang yang menderita, orang yang tidak mempunyai makanan yang cukup, orang yang sedang putus asa, orang yang sedang kesulitan biaya sekolah, anak yatim piatu, dsb.
Tuhan Yesus menantang kita hari ini: kita mau berbelaskasih atau kita mau masa bodoh (cuek) saja? Melalui Sabda-Nya hari ini, Tuhan Yesus bertanya kepada kita masing-masing, “Berapa banyak Berkat yang telah kamu terima dari BapaKu? Berapa banyak waktumu untuk orang lain? Seberapa pedulinya kamu pada sesamamu yang sedang butuh bantuan?”
Hari ini Tuhan Yesus juga mengajak kita untuk tiada jemu berdoa dan memohon kepada Sang Empunya tuaian, agar mengirim pekerja untuk tuaian itu. “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu”, pinta-Nya.
Santo Yohanes Paulus II pernah mengatakan, “Doa menciptakan imam, dan imam menciptakan lewat doa”. Dalam perjalanan sejarah Gereja, kita tahu bahwa benih-benih panggilan dapat tumbuh subur karena peranan banyak orang yang peduli pada para (calon) imam, baik secara pribadi
atau kelompok. Salah satunya mereka yang mendoakan Doa Senakel. Di beberapa tempat banyak umat yang rutin berdoa untuk tumbuh suburnya benih panggilan menjadi imam.
Berkat doa-doa umat, selalu ada ‘pekerja di kebun anggur Tuhan’. Setiap tahun selalu ada tahbisan imam. Demikian juga seorang imam memohonkan rahmat Allah bagi umat dengan berdoa dan pelayanan sakramen-sakramen. Maka, betullah yang diungkapkan Paus Yohanes Paulus II tadi.
Jika Anda tidak bisa mempersembahkan anak-anak Anda untuk menjadi imam atau biarawan/wati, persembahkan doa bagi tumbuhnya benih panggilan dalam Gereja. Anda juga bisa memberikan sumbang pemikiran, sumbang tenaga, sumbang dana, atau aneka perhatian dan dukungan bagi hidup Gereja. Semua dari kita bisa terlibat sesuai dengan kemampuan kita sekecil apapun. Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bumi Mertoyudan.
# Y. Gunawan, Pr