Memikul Salib

Percik Firman : Memikul Salib
Rabu, 4 November 2020
PW Santo Carolus Borromeus, Uskup
Bacaan Injil: Luk 14:25-33

“Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku” (Luk 14:27)

Saudari/a ku ytk,.
Dalam bacaan Injil pada peringatan wajib Santo Carolus Borromeus hari ini, Tuhan Yesus menyampaikan syarat menjadi murid-Nya. Syaratnya, kita harus siap memikul salib dan mengikuti Dia.

Memikul salib yang dimaksud Yesus ialah mempersiapkan diri untuk menghadapi semua kemungkinan dengan wani nggetih (total siap dengan segala resiko), seperti dialami oleh Yesus, para martir dan para kudus.

Hal itu dilakukan demi kesetiaan pada kehendak Allah dan keselamatan manusia. Kita siap untuk menanggung hal terburuk yang mungkin ditimpakan oleh orang lain pada kita karena kita percaya dan taat pada ajaran Yesus.

Salib Kristus bukanlah akhir segala-galanya, tetapi tanda bukti nyata kasih Allah akan manusia yang berdosa. Salib Kristus menyelamatkan dan memberikan pengharapan bagi kita. Salib Kristus menjadi bukti nyata belaskasih Allah pada manusia.

Hari ini tanggal 4 November, Gereja memperingati Santo Carolus Borromeus, uskup Milan (1538-1584). Saya pernah datang ke Gereja Katedral Milan, Italia. Gereja itu dibangun dengan arsitekstur Gothik. Panjangnya 157 m dan daya tampungnya sekitar 40 ribu umat. Di dalamnya ada makam Santo Carolus Borromeus.

Carolus Borromeus juga diangkat menjadi kardinal oleh Sri Paus. Dia berjasa dalam Konsili Trente. Sebagai tindak lanjut Konsili Trente, Kardinal Carolus ini mendirikan seminari-seminari agar pendidikan calon imam menjadi lebih baik dan bermutu.

Motto tahbisan uskupnya adalah kerendahanhati. Sebagai uskup ia sangat menyadari kebutuhan rohani umatnya. Pada waktu itu kehidupan iman umat sangat merosot. Sangat sedikit orang hadir dalam misa minggu.

Carolus sendiri memberi teladan yang sangat baik dalam berdoa, mengaku dosa, berpuasa dan hidup sederhana. Ia suka berdoa berjam-jam di depan salib Kristus. Ia rajin mengunjungi umatnya, mengadakan rapat dengan para imam, mengajar agama dan berkotbah. Dia wani nggetih dalam menjadi gembala umat. Teladan baiknya menjadi dorongan bagi banyak orang.

Carolus berhasil menyalakan kembali api semangat Kristiani dalam hati umatnya. Ia berusaha memanfaatkan talenta yang Tuhan berikan kepadanya demi kemuliaan Tuhan, kebaikan sesama dan kebahagiaan dirinya sendiri.

Ketika sebuah wabah ganas menyerang dan mengakibatkan banyak kematian di Milan, Kardinal Carolus tidak memikirkan hal lain kecuali merawat umatnya. Ia berdoa dan bermatiraga.

Ia membentuk kelompok-kelompok umat yang membantunya membagikan makanan bagi mereka yang kelaparan. Ia juga mendirikan altar di jalan-jalan agar orang-orang yang sakit itu dapat ikut ambil bagian dalam Perayaan Ekaristi lewat jendela rumah mereka.

Suatu ketika ia menghabiskan waktunya untuk menemani seorang bocah penggembala hingga bocah tersebut dapat berdoa Bapa Kami dan Salam Maria. Menjelang ajalnya, pada usia 46 tahun, Carolus dengan tenang dan damai berkata, “Lihat, aku datang!” Dia dinyatakan kudus oleh Paus Paulus V pada tahun 1610.

Pertanyaan refleksinya, apa makna salib bagi Anda? Sudahkah Anda wani nggetih dalam mengikuti Kristus?

Selamat berpesta pelindung para Suster Carolus Borromeus (CB), dan juga Anda yang bernama baptis Carolus Borromeus. Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bumi Mertoyudan.

# Y. Gunawan, Pr

Similar Posts