Mencari dengan Tekun

Percik Firman : Mencari dengan Tekun
Hari Raya Penampakan Tuhan
Minggu, 3 Januari 2021
Bacaan Injil: Mat 2:1-12

“Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka” (Mat 2:10)

Sdr/a ku ytk.,
Pada Hari Raya Epifani (Penampakan Tuhan) ini kita diingatkan bahwa keselamatan Tuhan diberikan kepada semua bangsa. Tradisi hari raya ini sudah ada Gereja Timur sejak abad ke-3 untuk mengenangkan Pembaptisan Tuhan. Kemudian mulai abad ke-4 Hari Raya Epifani ini juga dirayakan di Gereja Barat, yang dihubungkan dengan penampakan Kristus pada bangsa-bangsa bukan Yahudi yang diwakili oleh orang-orang Majus.

Merenungkan bacaan Injil hari ini sangat menarik. Di sana ada dinamika perjalanan orang Majus yang inspiratif, yaitu: mencari, bertanya, menemukan, menyembah, dan pulang lewat jalan lain.

Dalam bahasa Yunani kata “magos” mempunyai arti yang luas: imam-imam agama Persia, ahli perbintangan (astrolog) dari Babel, magicians, paranormal, orang bijak, orang pandai. Dalam kisah Injil mereka mewakili semua bangsa bukan Yahudi yang mencari dan mengakui Yesus sebagai Sang Mesias atau Raja.

Karena pengaruh Mzm 72:10 dan Yes 60:3, dalam tradisi liturgi Gereja pra majus digambarkan sebagai raja, sehingga Hari Raya Penampakan Tuhan juga disebut Hari Raya Tiga Raja. Dalam Injil tidak disebutkan jumlahnya.

Namun karena diceritakan bahwa mereka membawa 3 buah persembahan (emas, kemenyan dan mur) maka muncul dugaan bahwa jumlahnya ada 3 orang. Mereka adalah Melchior (berasal dari Asia), Balthazar (dari Persia), dan Gaspar (dari Etiopia). Ketiganya mewakili tiga ras besar di dunia menurut pandangan pada masa itu.

Mereka mempersembahkan emas, kemenyan dan mur kepada Sang Bayi. Para pujangga Gereja mengartikan persembahan itu sebagai pengakuan akan identitas Sang Bayi.

Emas melambangkan martabat dan kemuliaan raja karena hanya rajalah yang memiliki emas secara berkelimpahan. Kemenyan menyimbolkan keilahian karena kemenyan dipergunakan dalam ibadat kebaktian kepada Allah. Mur melambangkan kemanusiaan karena mur dipakai antara lain untuk meminyaki jenasah. Sesudah wafat di salib, jenasah Yesus diminyaki dengan mur oleh Maria Magdalena.

Dengan demikian persembahan para majus itu merupakan ungkapan iman mereka bahwa Sang Bayi yang lemah dan sederhana ini sesungguhnya adalah seorang raja agung. Dia sungguh Allah dan sungguh manusia.

Rupanya orang-orang majus itu lebih percaya pada “sasmita” bintang daripada penampilan fisik bayi Yesus. Dengan kedatangan para majus terpenuhilah nubuat tentang Mesias yang mengatakan bahwa semua bangsa akan datang menyembah Allah Israel (Yes 49:23; Mzm 72:10-15).

Kisah perjalanan orang-orang majus mencari Sang Mesias adalah simbol sebuah peziarahan manusia mencari dan menemukan Tuhan. Dalam pencarian itu dibutuhkan 4 K, yaitu: Keberanian untuk meninggalkan zona nyaman menuju zona resiko, Kerendahanhati untuk bertanya, Kepekaan untuk menangkap tanda bintang dari Tuhan, dan Ketekunan untuk terus mencari.

Perjumpaan seringkali mengubah dan menjadikan orang kreatif. Berani mencoba jalan lain, jalan alternatif. Maka, benar ungkapan dalam bahasa Jawa berikut ini: Yen ngupadi Gusti ditindakake kanthi tekun, ora wedi karo tukone, lan gelem takon, kita mesthi tekan (Kalau mencari Tuhan dilakukan dengan tekun, tidak takut resiko dan bersedia bertanya, kita pasti akan bisa menemukannnya).

Pertanyaan refleksinya, apa yang Anda cari pada tahun 2021 ini? Apa yang akan Anda persembahkan kepada Tuhan? Berkah Dalem dan Salam Teplok. # Y. Gunawan, Pr

Similar Posts