Percaya pada Tuhan
Selasa, 28 Maret 2023
Bacaan Injil : Yoh 8:21-30
Saudari/a ku ytk.
Saat merenungkan sabda Tuhan hari ini saya teringat akan sebuah kisah inspirarif. Saya yakin Anda sudah familiar dengan kisah ini. Bagi yang sudah tahu, semoga kisah ini bisa menyegarkan kembali spirit Anda, dan yang belum tahu, semoga bisa menginspirasi untuk percaya pada penyelenggaraan Tuhan dalam hidup ini.
Konon dikisahkan, seorang pemain akrobatik menunjukkan kehebatannya berjalan melintasi seutas tali yang diikatkan pada dua buah tiang yang tinggi. Suasana tegang. Tali itu dibentangkan di atas sungai yang lebar dengan air yang dalam dan arus yang deras. Apalagi di sungai itu banyak buaya lapar yang siap menerkam orang yang tercebur ke dalam sungai itu.
Sang akrobatik itu berhasil melintasi tali tadi dengan selamat. Kemudian ia bertanya kepada para penonton, “Percayakah saudara-saudari bahwa saya akan bisa melintasi tali ini lagi untuk kedua kalinya?” Mereka serentak menjawab, “Percayaaa…!”
Sang akrobatik menantang, “Kalau begitu, siapa yang berani ikut dengan saya melintas di sini?” Semua diam, sunyi-senyap seperti batu-batu kali yang bisu. Kemudian seorang anak kecil berteriak, “Saya mau…!”
Semua mata tertuju kepada anak itu. Dengan penuh kepercayaan kepada kemampuan sang akrobatik, anak kecil itu duduk di bahunya. Semua orang menjadi sangat serius dan tegang mengikuti langkah demi langkah sang akrobatik itu, dan…ternyata sang akrobatik bisa menyeberang dengan sukses.
Setelah sampai di ujung dengan selamat, semua orang bersorak gembira. Mereka kagum atas keberanian anak kecil itu dan kepercayaannya kepada sang akrobatik bahwa mereka akan selamat. Para penonton kepo dan ingin tahu siapakah gerangan anak itu?
Jawab sang akrobatik itu, “Ia adalah anak saya! ” Ooooo… pantas! Begitu guman para penonton. Semua menjadi paham mengapa anak itu berani, sedangkan semua penonton lain tidak berani ambil resiko.
Apa pesan kisah inspiratif ini jika dikaitkan dengan sabda Tuhan hari ini? Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus bicara tentang Bapa-Nya dan diri-Nya. Ia datang ke dunia diutus oleh Allah Bapa untuk membawa misi keselamatan dan pengharapan, bukan misi kabar celaka dan ketakutan.
Yesus percaya bahwa Bapa-Nya senantiasa hadir menyertai-Nya. Bapa tidak membiarkan Yesus sendiri. “Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya”, tegas Yesus.
Seperti anak kecil yang ikut berjalan di atas tali tadi, kita diingatkan untuk percaya punya Bapa yang akan selalu menjaga dan melindungi. Maka, jangan takut! Percayalah pada penyertaan Tuhan. Allah akan menyertai hidup kita, hidup saya dan Anda juga. Dengan dibaptis kita sudah diangkat menjadi anak-anak Allah. Kita ‘nebeng’ keputraan Allah dari Yesus. Mari kita bangga mengimani Yesus dan mempunyai Allah Bapa yang penuh kasih.
Pertanyaan refleksinya, Seberapa besar iman Anda kepada Allah Bapa dalam menghadapi pergulatan hidup selama ini? Pernahkah dalam hidup ini Anda meragukan kasih Tuhan? Program hidup apa yang ingin Anda wujudkan untuk tumbuh menjadi pribadi yang beriman pada Tuhan?
Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bujang Semar (Bumi Jangli Semarang).# Y. Gunawan, Pr