Pribadi yang Bisa Diandalkan

Percik Firman : Pribadi yang Bisa Diandalkan
Rabu, 23 Oktober 2024
Bacaan Injil : Lukas 12:39-48

Saudari/a ku ytk.,
Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk bisa bertanggungjawab dan diandalkan dalam hidup ini. Tuhan Yesus bersabda, “Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.”

Hamba yang setia dan bijaksana itu dipuji karena tekun menjalankan tugas sehari-hari dengan penuh tanggung jawab, baik saat ada tuannya maupun saat tidak ada.

Salah satu kebahagiaan seorang pendidik atau formator adalah saat melihat anak didik yang didampinginya bertanggungjawab dan dapat diandalkan dalam menjalankan tugas atau pekerjaannya. Saya gembira melihat para frater rajin membaca Kitab Suci, tekun Sejam Bersama Tuhan, opera harian dan rajin menulis refleksi harian.

Dengan refleksi harian, pengalaman hari itu dipilih dan kemudian direfleksikan. Mereka berlatih menyadari perasaan yang dominan. Juga berlatih menyadari kehadiran Tuhan dan memahami kehendak Tuhan atas peristiwa yang terjadi.

Tidak mudah bagi generasi muda sekarang ini. Tidak mudah bukan berarti tidak mungkin. Tetapi berkat ketekunan setiap hari dan bimbingan Roh Kudus, refleksi harian mereka cukup baik, mendalam, dan membanggakan.

Demikian pula orang tua dan para pendidik juga akan bangga melihat anak didiknya bisa bertanggungjawab terhadap studi yang dijalani. Jika anaknya tuntas dalam pelajaran atau nilainya bagus, mereka pasti gembira.

Tanggung jawab akan mendatangkan sukacita atau kegembiraan. Sebagai seorang imam, saya juga gembira melihat para orangtua yang bertanggungjawab terhadap pendidikan iman anaknya, yang setia pada janji perkawinannnya, yang membaptiskan anaknya sejak dini, yang tetap tegar menghadapi gelombang hidup berumahtangga.

Terkait dengan tanggungjawab orangtua terhadap anak-anaknya, kita bisa belajar dari teladan pasutri pada zaman modern ini yang diangkat menjadi orang kudus pada 21 Oktober 2001. Mereka adalah Bapak Luigi Beltrame dan Ibu Maria Beltrame Cuattrochi.

Menurut Paus Yohanes Paulus II, pasutri tersebut diangkat menjadi orang kudus karena kehidupan keluarga mereka itu biasa, tetapi dijalani secara luar biasa. Pak Luigi adalah ahli hukum, sedangkan Bu Maria adalah perawat sukarelawan yang bergabung dalam Palang Merah Italia dalam masa perang.

Dalam situasi hidup yang tidak mudah di Italia pada abad ke-20, mereka berfokus pada kehadiran Yesus yang nampak dalam rencana Allah atas perkawinan mereka. Ada dua hal yang mendasari hidup sehari-hari mereka, yaitu: mencintai pekerjaannya dan tekun berdoa (Rosario dan Ekaristi).

Ketika anak yang ke-4 mau lahir, dia sudah divonis dokter: kemungkinan hidup hanya 5 % atau akan lahir cacat. Dalam situasi itu, mereka mengandalkan Tuhan dan makin tekun berdoa. Mereka pun siap bertanggung jawab merawat anaknya meskipun cacat.

Apapun yang terjadi mereka siap menerima anak itu bagaimanapun kondisinya, karena dia adalah buah hati perkawinan mereka. Ternyata prediksi manusia berbeda dengan kehendak Tuhan.

Yang diprediksi tim medis dengan alat kedokteran kemungkinan hidup hanya 5%, tetapi atas kehendak Tuhan ternyata Enrichetta bisa hidup sampai usia 98 tahun (1914-2012). Bahkan saat kedua orangtuanya dibeatifikasi di Roma, ia masih bisa menghadirinya.

Tidak ada yang mustahil bagi orang yang selalu mengandalkan Tuhan dalam kesulitan hidupnya dan selalu rendah hati di hadapan Tuhan.

Pertanyaan refleksinya, bagaimana tanggungjawab Anda terhadap pekerjaan atau keluarga yang dipercayakan kepada Anda selama ini? Seberapa sering Anda mengapresiasi rekan kerja Anda? Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bujang Semar (Bumi Jangli Semarang). # Y. Gunawan, Pr.

Similar Posts