Pribadi yang Otentik dan Tulus

Percik Firman : Pribadi yang Otentik dan Tulus
Rabu, 25 Agustus 2021
Bacaan Injil: Mat. 23:27-32

“Kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran” (Mat 23:27)

Saudari/a ku ytk.,
Tak jarang kuburan diidentikkan oleh sebagian orang dengan tempat yang menyeramkan atau menakutkan. Mungkin karena ditumbuhi rumput liar dan kurang terawat dengan baik.

Ada juga sebagian orang yang sering datang ke kuburan untuk menunjukkan kasih atau kerinduan kepada saudara atau leluhur yang dicintai dimakamkan di situ. Sekarang ini sudah banyak kuburan yang terawat dengan baik, tertata rapi dan bersih.

Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengecam sikap orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat dengan sangat keras. Mereka diumpamakan sebagai kuburan yang dilabur putih. Sikap dan hidup mereka diwarnai kemunafikan.

Ditegaskan, “Kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.”

Kuburan yang dilabur putih berarti kuburan yang dicat dengan kapur putih. Kuburan orang Yahudi biasanya berwarna putih. Pada saat siang dan malam, tetap jelas terlihat bahwa itu kuburan.

Mengapa orang Yahudi melabur kuburan mereka? Bagi orang Yahudi, menyentuh kuburan, bahkan secara tidak sengaja, akan membuat mereka najis. Dan setahun sekali biasanya mereka mengecat putih kuburan-kuburan pada masa menjelang perayaan Paskah.

Menjelang Paskah, semua orang ingin ikut merayakannya. Namun jika mereka tersentuh kuburan, hal itu akan membuat mereka terhalang dalam mengikuti perayaan Paskah. Untuk menghindari kenajisan itu, mereka melabur putih kuburan-kuburan.

Kuburan-kuburan itu ditandai secara mencolok supaya orang tidak menginjak atau menyentuhnya. Bahkan di dalam gelap sekalipun mereka tidak akan menginjaknya karena cat putih itu tetap terlihat di kegelapan.

Di mata Tuhan Yesus para ahli Taurat dan kaum Farisi seperti kuburan. Mereka hanya peduli pada hal-hal yang lahiriah saja. Perilaku mereka tidak mencerminkan hal yang batiniah. Kenyataan yang tampak tidak selaras dengan yang di hati.

Hidup mereka tampak keropos karena perilaku penuh dusta, kemunafikan, egois, serakah, dan penuh hawa nafsu. Mereka tak peduli pada sesama, terutama para janda, kaum kecil, lemah, miskin, dan tersingkir.

Mungkinkah kita yang hidup di zaman sekarang ini juga seperti para ahli Taurat atau orang Farisi tadi? Hidup penuh polesan dan labur putih, sehingga nampak bersih, rapi dan indah di bagian luar, tetapi bagian dalam, hati dan jiwa serta pikiran kita busuk? Mungkin bisa iya, bisa tidak. Tergantung penghayatan setiap orang.

Sabda Tuhan yang keras hari ini menjadi bahan intropeksi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik, otentik dan tulus. Semoga rahmat Tuhan memampukan kita yang rapuh dan lemah ini untuk menjadi pribadi yang otentik dan tulus hati. Berkah Dalem dan Salam Teplok dari MeSRA (Mertoyudan Spiritual Rest Area). # Y. Gunawan, Pr

Similar Posts