Saling Menolong

Senin, 5 Desember 2022
Bacaan Injil : Luk 5:17-26

“Naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus” (Luk 5:19)

Saudari/a ku ytk.,
Ada sebuah kisah inspiratif tentang seorang pemuda idealis yang sedang berjalan-jalan. Ia melihat seorang ibu gelandangan dengan dua anaknya yang masih balita tengah mengais makanan di tempat sampah.

Ia merasa trenyuh. Saking trenyuhnya, ia menjadi marah kepada Tuhan. “Tuhan, mengapa Engkau tidak berbuat sesuatu untuk menolong keluarga gelandangan itu?” protesnya.

Tuhan pun menjawab, “Aku sudah berbuat sesuatu. Dengan mengirimkan kamu kepada mereka!” Pemuda itu diam dan baru sadar, lalu membantu ibu itu.

Tuhan menciptakan kita di dunia ini tidak hanya untuk mendapatkan berkat dari orang lain, tetapi juga untuk menjadi berkat bagi orang lain.

Para pengusung si lumpuh dalam Injil hari ini sungguh menjadi sahabat dan menjadi berkat bagi si lumpuh. Mereka sungguh menghayati “homo homini socius” (manusia menjadi sesama bagi yang lain), bukan “homo homini lupus” (manusia menjadi serigala bagi yang lain).

Dimana ada kemauan dan niat baik pasti ada jalan. Itu prinsip mereka. Mereka sudah mengambil keputusan untuk tetap membawa si lumpuh ini kepada kristus. Mereka mencari akal supaya bisa sampai di depan kristus. Kalau memang mustahil masuk melalui pintu karena banyak org berkerumun, maka jalan satu-satunya lewat atap.

Mereka berhasil membongkar atap, karena rumah di palestina beratap datar. Atap itu hanya miring sedikit agar air hujan dapat mengalir. Atapnya terbuat dari balok-balok yang diletakkan dari dinding ke dinding.

Sela-sela di antara balok-balok itu diisi dengan ranting-ranting yang dipadatkan dan ditambah tanah. Selain itu, banyak rumah palestina bagian luarnya memiliki tangga ke atap. Jadi cukup dengan membongkar balok-balok dan menyingkirkan ranting dan tanah, maka mereka bisa turun ke dalam rumah.

Mereka beriman bahwa Tuhan Yesus dapat menyembuhkan temannya yang lumpuh ini. Mereka sudah mendengarkan kalau kuasa Allah menyertai Yesus, sehingga Dia dapat menyembuhkan orang sakit. Makanya semua usaha akan dilakukan, yang penting sahabat mereka yang lumpuh dapat bertemu Yesus.

Dalam kehidupan kita, juga ada banyak hal dimana kita tidak berdaya, kita lumpuh. Mungkin kita pernah lumpuh semangat, lumpuh harapan, lumpuh rohani dan lumpuh tenaga. Kita tidak bisa sendiri menangani masalah tersebut. Kita membutuhkan keluarga, membutuhkan teman-teman. Kita membutuhkan Tuhan. Kita perlu datang kepadaNya agar menguatkan kita dan menyembuhkan kelumpuhan kita.

Pertanyaan refleksinya, Bersediakah Anda menjadi sesama dan menjadi berkat bagi yang lain? Adakah kelumpuhan yang sedang Anda alami akhir-akhir ini? Berkah Dalem dan salam teplok dari Bujang Semar (Bumi Jangli Semarang).# Y. Gunawan, Pr

Similar Posts