Tangguh bersama ”Lalang”

Percik Firman : Tangguh bersama ”Lalang”
Sabtu, 24 Juli 2021
Bacaan Injil: Mat. 13: 24-30

”Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu?” (Mat 13:27)

Saudari/a ku ytk.,
Di dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai kebaikan dan kejahatan hidup bersama. Roh baik dan roh jahat sepertinya selalu ada di sekitar kita. Mungkin kita pernah bertanya, kenapa Tuhan tidak segera memusnahkan kejahatan di muka bumi ini supaya kehidupan menjadi damai? Atau ketika ada teman atau saudara yang jahat, mungkin kita pernah berharap agar dia segera meninggal dunia. Ketika ada rekan di kantor yang selalu membuat provokator atau menjadi trouble maker, kita barangkali mengharapkan agar dia segera dipindah ke tempat lain.
Bacaan Injil Hari ini mengisahkan bagaimana Tuhan Yesus memberikan perumpamaan Kerajaan Sorga seperti orang yang menabur benih. Yesus menjelaskan bahwa orang yang menabur benih yang baik di ladang adalah Dia sendiri. Tetapi ketika semua orang tertidur, musuh atau iblis menaburkan benih lalang.
Ketika hamba-hamba atau para malaikat melihat gandum dan lalang tumbuh bersama, mereka bertanya kepada Tuhan apakah mereka perlu mencabut lalang tersebut. Namun, Tuhan mengatakan bahwa mereka harus menunggu sampai waktu menuai atau akhir zaman. Kualitas gandum akan teruji saat tetap bisa hidup bersama lalang sampai musim panen.
Kristus telah menaburkan benih yang baik kepada setiap orang. Untuk dapat merawat benih itu dan mencapai Kerajaan Sorga, diperlukan kewaspadaan dan senantiasa berjaga. Mengapa? Karena si jahat menaburkan benih lalang, dan dengan demikian secara aktif merusak benih yang baik yang ditaburkan oleh Kristus. Sikap antisipasi perlu dilakukan.
Yesus ingin menekankan pentingnya untuk senantiasa berjaga-jaga terhadap serangan si jahat dan berjaga-jaga sampai pada akhir kehidupan kita. Dia mengajak kita untuk senantiasa berjaga-jaga dan berdoa, sehingga kita tidak jatuh dalam percobaan.
Secara simbolis, Santo Hieronimus dan Santo Agustinus menafsirkan bahwa orang yang tertidur dalam perumpamaan itu adalah para pastor dan para uskup yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik serta tidak mengajarkan pengajaran yang benar. Inilah sebabnya para pastor dan para uskup harus senantiasa mengajarkan doktrin yang kokoh kepada umat Allah seperti yang diajarkan oleh Kristus lewat Magisterium Gereja, sehingga umat Allah tidak mudah digoyahkan oleh pengajaran yang populer tetapi salah.
Sebaliknya, umat Allah juga harus senantiasa berpegang pada pengajaran yang diberikan oleh Kristus lewat Magisterium Gereja. Ajaran ini diteruskan oleh para uskup dan juga para pastor. Harapannya, si jahat tidak mempunyai kesempatan untuk menaburkan benih lalang atau benih kesesatan kepada umat.
Tak jarang hidup kita dibayang-bayangi kejahatan atau godaan untuk berbuat jahat. Atau barangkali si jahat ada di sekitar kita. Dengan situasi seperti itu bisa jadi Tuhan sedang mendidik, menggembleng dan menguji kita agar menjadi pribadi yang tangguh dan kuat dalam prinsip.
Pertanyaan refleksinya, bagaimana usaha Anda untuk melindungi diri dari kuasa roh jahat? Apa yang menjadi ”lalang” dalam hidupmu ahir-akhir ini? Happy weekend. Berkah Dalem dan Salam Teplok dari MeSRA (Mertoyudan Spiritual Rest Area). # Y. Gunawan, Pr

Similar Posts