Tetap Berbuat Baik
Percik Firman : Tetap Berbuat Baik
Rabu, 20 Januari 2021
Bacaan Injil: Mrk 3:1-6
“Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” (Mrk 3:4)
Saudari/a ku ytk.,
Dalam hidup sehari-hari seringkali kita dihadapkan pada pilihan yang tidak mudah. Pilihan itu bisa membuat orang menjadi dilema, bingung, dan galau. Nilai apa yang mau diikuti dan dijadikan dasar tindakan? Keputusan apa yang perlu diambil?
Lalu tak jarang muncul pertanyaan di antara kita: boleh atau tidak saya melakukan ini? Boleh tidak menikahkan anak pada masa Adven? Boleh tidak menikahkan anak pada masa Prapaskah? Boleh tidak misa requiem saat ada umat meninggal pada hari Jumat Agung? Dan sederet pertanyaan yang membutuhkan kebijaksanaan untuk menjawabnya.
Bacaan Injil hari ini berbicara tentang belas kasih Tuhan Yesus pada hari Sabat kepada orang yang mati tangan kanannya. Bagi orang Farisi dan ahli Taurat hari Sabat adalah istirahat total dan bekerja pada hari Sabat adalah hal yang tabu. Hukum melarang orang untuk bekerja pada hari sabat.
Menyembuhkan termasuk kategori bekerja dan tabu (dilarang hukum Taurat). Padahal di rumah ibadat itu ada orang yang mati tangan kanannya sudah lama. Lantas apa yang dilakukan Tuhan Yesus? Apakah Tuhan Yesus mengalami andilau (antara dilema dan galau)? Tidak.
Tuhan Yesus tergerak hati-Nya saat melihat orang yang menderita. Karena belas kasih-Nya itulah, akhirnya Tuhan Yesus menyembuhkan orang yang mati tangan kanannya meskipun pada hari Sabat.
Tuhan Yesus menegaskan bahwa hari Sabat harus digunakan dengan baik untuk kemuliaan Allah dan keselamatan umat-Nya. Berbuat baik atau berkarya untuk orang yang sedang menderita janganlah dijadikan masalah.
Secara hakiki Tuhan Yesus menggugah hati nurani hukum dan peraturan, untuk melihat lebih pada tujuan tindakan. Sehingga apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan itu bergantung pada tujuan dari tindakan, bukan sekedar aturannya.
Tindakan menyembuhkan orang pada hari Sabat itu termasuk perbuatan baik. Juga termasuk menyelamatkan dan diperbolehkan. Tindakan menyelamatkan nyawa orang tidak semestinya mendatangkan kemarahan.
Pertanyaan refleksinya, akhir-akhir ini perbuatan Anda lebih banyak didorong oleh aturan ataukah belaskasih? Apakah Anda pernah mengalami situasi yang andilau (antara dilema dan galau) dalam hidup ini? Apa yang Anda lakukan jika menghadapi pilihan yang tidak mudah atau membingungkan? Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Seminari Mertoyudan. # Y. Gunawan, Pr