Tiga Hari Penuh Arti
Retret Triduum Medan Pratama 113
Mertoyudan, Jendela-Sepenting itukah retret bagi proses formasi para calon imam? Menjadi sebuah agenda rutin setiap tahun bagi para seminaris di setiap medan untuk mengadakan retret. Kegiatan mengheningkan diri ini menjadi salah satu bagian penting dalam formasi calon imam. Proses pendidikan calon gembala Gereja Katolik rasa-rasanya tidak afdal jika tidak ada yang namanya retret.

Rabu (22/1) s.d Jumat (24/1) seminaris Medan Pratama 113 melaksanakan agenda tahunan, yaitu Retret Triduum selama 3 hari 2 malam yang di Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan (PPSM). Rangkaian Retret Triduum ini diakhiri dengan pengendapan pada Sabtu (25/1). Retret Triduum merupakan sebuah agenda tahunan bagi para seminaris tahun pertama atau Medan Pratama (MP).
Sebagai seorang calon imam, tentu sejak awal formasi harus dipersiapkan dengan sangat matang. Retret Triduum ini sebagai salah satu sarana pengolahan lebih mendalam mengenai kesadaran akan hadirnya kasih Tuhan dalam proses kehidupan. Dinamika ini juga menjadi bekal bagi para seminaris agar mampu menjalani proses kehidupan dan proses formasi dengan selalu menyertakan Tuhan dalam setiap langkah yang mereka tempuh.

“Who Am I?” menjadi tema besar dalam Retret Triduum seminaris Medan Pratama 113 yang artinya “Siapa Aku?” Para seminaris Medan Pratama diajak untuk mengenal lebih dalam tentang dirinya sendiri dan mampu menjalin komunikasi yang erat serta mendalam dengan Tuhan. Retret Triduum ini diberikan oleh tiga pembimbing, yaitu Rm Kartono, Pr., Fr Andi, dan Rm Lilik, Pr. pembimbing yang diundang langsung dari Paroki Purbowardayan.
Masing-masing dari mereka memberikan materi yang berbeda, Puncta pertama diberikan oleh Fr Andi, Puncta kedua oleh Rm Lilik, Puncta ketiga oleh Rm Kartono, dan Puncta keempat oleh Fr Andi. Secara garis besar semua materi yang disampaikan pada dasarnya merujuk pada sebuah pendalaman dan pemaknaan terhadap diri sendiri dan Tuhan.

Sejarah hidup, correctio fraterna, consideratio status, refleksi liburan natal, dan yang tak kalah penting adalah salah satu film yang ditayangkan berjudul I Am David menjadi sebuah sarana penting dalam menjalani proses Retret Triduum ini. Kelima komponen itu nantinya membantu dalam proses refleksi dan doa pribadi serta membantu dalam membangun suasana keheningan.
Dalam kegiatan Retret Triduum, salah satu sesi yang menarik adalah colloquium istilah umumnya seperti wawancara hati. Dalam sesi ini para seminaris akan diajak untuk sharing tentang pengalaman dan perasaan mereka ketika mendalami setiap permenungan, refleksi, berdoa, dan tak luput juga tentang perasaan mereka selama menjalani proses Retret Triduum.
“Retret Triduum juga jadi me time kalian, me time bersama diri sendiri dan Tuhan,” ujar Fr. Andi, Sub Pamong Medan Pratama 113.
Memang benar bahwa kegiatan ini menjadi sarana untuk healing dan me time sejenak dari segala hal yang dapat dikatakan menjadi beban di kepala, entah tugas, perasaan-perasaan, dll. Fr. Andi juga menegaskan bahwa biasanya kegiatan retret ini sungguh amat dinantikan serta kesempatan retret ini merupakan kesempatan penuh rahmat dan jangan pernah disia-siakan. (EV)