Tuhan Turut Bekerja
Percik Firman: Tuhan Turut Bekerja
Kamis, 3 Desember 2020
Pesta St. Fransiskus Xaverius
Bacaan Injil: Mrk 16: 15-20
“Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja” (Mrk 16:20)
Sdri/a ku ytk.,
Dalam pengalaman menjalani tugas perutusan dari Bapak Uskup selama ini, saya sampai pada kesadaran akan sebuah refleksi: “Jika Tuhan mengutus, Dia pasti menyertai saya dengan rahmat-rahmat yang saya butuhkan”. Meminjam istilah Injil hari ini, Tuhan turut bekerja dalam karya pelayanan kita.
Hal ini saya sadari saat sehabis tahbisan, saya diutus untuk studi lanjut Licenciat/Magister Teologi. Bisa selesai tepat waktu. Lalu bertugas di dua paroki, Banyumanik dan Sambiroto. Juga bertugas full time di kampus Unika Soegijapranata.
Kemudian menjalani perutusan studi lanjut Licenciat Teologi Spiritual di Roma, dan bisa selesai tepat waktu. Dan saat ini mendampingi para calon imam di Seminari Mertoyudan. Banyak rahmat tak terduga yang menyertai.
Saya menyadari bahwa Tuhan selalu menyertai dan terus turut bekerja dengan rahmat atau karunia yang tak terduga. Hal ini awalnya di luar dugaan saya. Barangkali hal seperti ini juga pernah Anda alami dalam konteks dan bentuk lain.
Sabda Tuhan pada pesta St. Fransiskus Xaverius (1506-1552) hari ini mengingatkan kita bahwa Tuhan akan selalu menyertai dan turut bekerja dalam hidup kita. Dikisahkan Injil Markus, para murid pergi memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja. Para rasul diberi Roh Kudus, dilindungi dan diberi mukjizat yang mendukung pewartaan.
Keyakinan seperti ini juga dialami oleh Santo Fransiskus Xaverius (1506-1552), pelindung misi, yang kita peringati hari ini, 3 Desember. Dalam karya pewartaan Injil ke berbagai penjuru dunia (India, Malaka, Flores, Ambon, Jepang, Cina, dll), Fransiskus Xaverius percaya akan penyelenggaraan Tuhan.
Dalam suratnya kepada Ignasius Loyola pada 15 Januari 1544, Fransiskus menulis: “Lenganku sering terasa sangat letih dan sakit karena membaptis begitu banyak orang dan mengajari mereka kewajiban-kewajiban iman Kristiani dalam bahasa mereka.“
Relikwi lengan Santo Fransiskus Xaverius saat ini disimpan di gereja Yesus di Roma. Di dalam gereja ini juga ada makam Santo Ignatius Loyola.
Tuhan melakukan banyak mukjizat penyembuhan melalui St. Fransiskus. Misalnya terjadi pada Antonio Fernandez, seorang pemuda berusia sekitar 15-18 tahun. Dia sakit keras. Ibunya seorang Jawa dan ayahnya seorang Portugis. Keduanya sudah putus harapan akan kesembuhan anaknya. Tanpa seijin ayahnya, ibunya membawa anak tersebut ke seorang wanita.
Wanita ini mengikatkan tali di tangan anak tersebut dan menjanjikan kesembuhan, tetapi tidak ada hasilnya. Sebaliknya, anak tersebut menjadi kejang-kejang dan tidak bisa bicara. Selama tiga hari anak tersebut tidak bicara dan tidak makan.
Ibunya dengan menangis memohon untuk memanggil St. Fransiskus dan segera ia pun datang. Begitu Fransiskus datang, pemuda yang berbaring kaku seperti kayu itu tiba-tiba bangkit dengan penuh amarah. Santo ini meliriknya dan menyentuh pemuda yang meracau ini dengan salibnya. Ketika disentuh, pemuda ini lebih kejang-kejang lagi. Ia menyeringai menakutkan dan meludahi Fransiskus.
St. Fransiskus berlutut, membacakan kisah sengsara Kristus dari Kitab Suci, dan berdoa. Setelah selesai ia berdoa, pemuda ini pun sudah tenang. Fransiskus menyuruh orang tuanya untuk memberinya makan dan menyuruh mereka untuk berjanji membawanya ke Kapel Our Lady of the Hill selama sembilan hari berturut-turut segera setelah ia pulih.
Tengah malam pemuda tersebut bangun, dan telah terbebas dari gangguan roh jahat. Esok harinya ia dibawa ke kapel dan Fransiskus memberikan misa untuknya. Pemuda tersebut tidak pernah kerasukan lagi selama hidupnya.
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini, Fransiskus menghayati amanat perutusan dari Yesus untuk bermisi mewartakan Injil ke berbagai penjuru. Ia menjadi imam yang energik, penuh semangat, bahkan diangkat sebagai pelindung karya misi Gereja.
Fransiskus Xaverius wafat, hampir-hampir tanpa ditemani siapa pun, pada tahun 1552 di sebuah gubuk kecil pulau di pesisir Cina. Usianya baru 46 tahun. Dia dinyatakan kudus oleh Paus Gregorius XV pada tahun 1622.
Pertanyaan refleksinya, apakah Anda menyadari penyertaan rahmat Tuhan dalam hidup Anda? Santo Fransiskus Xaverius, doakanlah kami. Berkah Dalem dan Salam Teplok dari bumi Mertoyudan.
# Y. Gunawan, Pr