Yang Rapuh Dipakai Allah
Percik Firman : Yang Rapuh Dipakai Allah
Kamis, 30 September 2021
PW St. Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja
Bacaan Injil: Luk 10:1-12
Saudara/i ku yang terkasih,
Di akhir September ini kita merayakan peringatan Santo Hieronimus (342-420). Dia berjasa besar dalam menerjemahkan Kitab Suci. Nama lengkap Eusebius Hieronimus Sophronius. Ayahnya seorang yang saleh. Ia mendidik Hieronimus dalam hidup kristiani yang taat. Santo Hieronimus menegaskan, “Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus” (Ignoratio Scripturarum, Ignoratio Christi Est).
Sabda Tuhan Yesus pada Peringatan Wajib Santo Hieronimus hari ini mengingatkan kita sebagai anggota Gereja untuk terus mendukung hidup panggilan menjadi imam dan biarawan/wati. Dinasihatkan Tuhan Yesus, “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
Paus Yohanes Paulus II pernah mengatakan, “Doa menciptakan imam, dan imam menciptakan lewat doa”. Dalam perjalanan sejarah Gereja, kita tahu bahwa benih-benih panggilan dapat tumbuh subur karena peranan banyak orang yang peduli pada para (calon) imam, baik secara pribadi atau kelompok.
Berkat doa yang tekun dari umat, selalu ada ‘pekerja di kebun anggur Tuhan’. Setiap tahun selalu ada orang muda yang masuk ke seminari. Setiap tahun selalu ada tahbisan imam. Demikian juga seorang imam memohonkan rahmat Allah bagi umat dengan berdoa, pelayanan sakramen-sakramen, dsb. Disadari bahwa seorang imam itu manusia yang tidak sempurna. Ada kerapuhan diri. Maka doa dari umat sangat berguna bagi para imam dalam pelayanan dan hidup panggilannya.
Santo Hieronimus juga menyadari bahwa dirinya tidak sempurna. Dia punya kerapuhan dan pengalaman pahit. Dia bersyukur bahwa dalam kerapuhannya, Allah masih berkenan memakainya. Ia berkata “Aku sungguh bersyukur kepada Tuhan, karena aku dapat memetik buah-buah yang manis dari segala pelajaran yang pahit yang telah aku alami selama ini.”
Hieronimus dikenal sebagai imam dan pujangga Gereja. Dia berjasa dalam menerjemahkan Kitab Suci yang kita punya sekarang. Ia menerjemahkan teks Kitab Suci Perjanjian Lama dari bahasa Ibrani dan Aramik ke dalam bahasa Latin. Ia juga menerjemahan Kitab Suci Perjanjian Baru dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Latin. Terjemahannya dalam bahasa Latin ini disebut Vulgata.
Hasil karya Santo Hieronimus ini telah dinyatakan oleh Konsili Trente sebagai sumber dan acuan resmi Kitab Suci berbahasa Latin dalam Gereja Katolik. Juga menjadi sumber dan acuan dari versi-versi kitab suci yang diterjemahkan dengan bahasa-bahasa lain. Karena ada terjemahan dalam bahasa Latin, teks Kitab Suci lalu bisa diterjemahkan dalam bahasa Italy, bahasa Inggris, Jerman, Indonesia, Jawa, dsb.
Dia meninggal dunia dengan damai pada 30 september 420. Ia dimakamkan di bawah Gereja Nativity di Betlehem. Lama sesudah itu jenasahnya dipindahkan ke Roma. Hieronimus digambarkan bersama dengan seekor singa, yang melambangkan ketidakgentaran dan keberaniannya dalam membela kebenaran iman yang sejati.
Pertanyaan refleksinya, seberapa jauh Anda mendukung hidup panggilan menjadi imam selama ini? Bagaimana komitmen Anda dalam membaca Kitab Suci selama ini? Berkah Dalem dan salam teplok dari MeSRA (Mertoyudan Spiritual Rest Area).# Y. Gunawan, Pr