Yesuslah Mutiara Berharga

Percik Firman : Yesuslah Mutiara Berharga
Rabu, 28 Juli 2021
Bacaan Injil: Mat. 13:44-46

”Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu” (Mat. 13:46)

Saudari/a ku ytk.,
Saya mengenal salah satu keluarga yang aktif dalam kegiatan Gereja. Saya pun akrab dengan mereka. Pernah suatu hari mereka bercerita ke saya bahwa anaknya ini anak yang mahal. Saya bertanya sambil bercanda, “Kenapa kok mahal? Emang bapak ibu belinya berapa? Hehehe…”

Lalu mereka menceritakan bagaimana perjuangan mereka mendapatkan anak itu, setelah beberapa tahun menikah. Lalu saat sudah lahir, anak itu pun sering sakit-sakitan dan kerapkali keluar-masuk rumah sakit.

Sampai si ibu berkata, “Romo, apa pun yang terjadi kami tetap mencintai dia. Kami berdua rela banting tulang demi merawat anak kami. Dia adalah anugerah dan titipan Tuhan yang harus kami rawat. Bagi kami, dia adalah mutiara perkawinan kami.”

Betul, anak adalah anugerah Tuhan. Saya senang dengan istilah pasutri tadi, “Bagi kami, dia adalah mutiara perkawinan kami.” Kita semua tahu bahwa mutiara adalah sesuatu yang sangat berharga dan sangat mahal harganya.

Pada zaman Yesus dan para Rasul, mutiara sangat diminati. Pedagang-pedagang harus pergi ke Laut Merah, Teluk Persia, dan juga ke India untuk mendapatkan mutiara. Mutiara yang rendah mutunya berasal dari Laut Merah. Sedangkan mutiara yang bagus mutunya berasal dari Teluk Persia, pesisir Sri Lanka dan India.

Seorang pedagang harus mengadakan perjalanan yang membutuhkan “pengorbanan” di dalam pencariannya untuk mendapatkan mutiara yang lebih besar dan lebih baik mutunya. Kalau benda itu diyakini sebagai sesuatu yang berharga, pasti akan dicari, dirawat dan dijaga sebaik-baiknya.

Bacaan Injil hari ini mengisahkan perumpamaan Tuhan Yesus mengenai Kerajaan Surga. Kerajaan Surga seumpama harta yang terpendam di ladang dan mutiara yang berharga.

Ketika seseorang akhirnya dapat menemukan harta atau mutiara yang berharga itu, maka orang itu rela menjual seluruh miliknya untuk membeli tanah di tempat harta tersebut berada. Dikisahkan dalam Injil, “Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.”

Bapa-Bapa Gereja, seperti Santo Ireneus dan Santo Agustinus, mengidentifikasikan harta terpendam dan mutiara yang berharga tadi adalah Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus adalah mutiara yang tak ternilai harganya. Dialah Sang Juru Selamat. Dialah jaminan keselamatan dan kebahagiaan kekal.

Orang-orang yang baru bertobat sering mengatakan hal: “Saya telah menemukan Kristus. Kenapa kok tidak sejak dulu saya dibaptis dan menerima Kristus.”

Mereka yang sudah mengikuti Sekolah Evangelisasi Pribadi (SEP) dan Kursus Evangelisasi Pribadi (KEP) juga sering mengungkapkan, “Saya menemukan Kristus kembali dalam hidup beriman saya.” Maka, sebagai alumni KEP atau SEP, mereka menyatakan “Siap Diutus” untuk mewartakan Kristus “Sang Mutiara Iman.”

Mereka kemudian aktif dalam kegiatan di lingkungannya, peduli pada hidup parokinya/gerejanya, dan mengajak sebanyak mungkin saudaranya, teman-temannya, dan anak buahnya di kantor untuk juga menemukan kembali Kristus dalam hidup beriman Katoliknya selama ini. Hidup beriman menjadi seperti di-charge, disegarkan kembali.

Pertanyaan refleksinya, apa yang menjadi “mutiara yang berharga” dalam hidup Anda? Apa saja komitmen Anda untuk merawat mutiara-mutiara berharga itu? Berkah Dalem dan Salam Teplok dari MeSRA (Mertoyudan Spiritual Rest Area). # Y. Gunawan, Pr

Similar Posts

  • PAUS FRANSISKUS MENCANANGKAN “TAHUN SANTO YOSEF”

    PAUS FRANSISKUS MENCANANGKAN “TAHUN SANTO YOSEF” Dengan Surat Apostolik “Patris corde” (“Dengan Hati Seorang Bapa”), Paus Fransiskus memperingati 150 tahun deklarasi Santo Yosef sebagai Pelindung Gereja Semesta oleh Beato Paus Pius IX. Untuk memperingati peristiwa tersebut, Bapa Suci telah mencanangkan “Tahun Santo Yosef” mulai 8 Desember 2020 hingga 8 Desember 2021. Dalam surat apostoliknya tersebut,…

  • Bukan Umur Panjang

    Percik Firman: Bukan Umur PanjangKamis, 29 April 2021PW Santa Katarina dari SienaBacaan Injil: Yoh 13: 16-20 Saudari/a ku ytk.,Sebelum menerimakan Tubuh Kristus, seorang imam akan mengangkat Tubuh Kristus dan piala berisi Darah Kristus sambil berseru. Salah satu seruannya demikian, “Kecaplah dan lihat, betapa baiknya Tuhan. Dialah santapan jiwa, daya ilahi melawan doa. Berbahagialah kita yang…

  • Jangan Lelah Berbuat Baik

    Percik Firman : Jangan Lelah Berbuat BaikRabu, 17 Januari 2024PW St. Antonius, AbasBacaan Injil: Mrk 3:1-6 “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” (Mrk 3:4) Saudari/a ku ytk.,Dalam hidup sehari-hari seringkali kita dihadapkan pada pilihan yang tidak mudah. Pilihan itu bisa membuat orang menjadi dilema,…

  • Hati yang Belaskasih

    Percik Firman: Hati yang BelaskasihJumat Pertama, 7 Januari 2022Bacaan Injil: Luk. 5: 12-16 Saudari/a ku ytk.,Hari ini adalah hari Jumat Pertama di awal tahun 2022. Mari kita persembahkan hidup kita dan segala rencana kita sepanjang tahun 2022 ini pada Hati Kudus Yesus. Dari hati-Nya yang penuh belas kasih itu, rahmat kebaikan selalu mengalir. Injil Lukas…

  • Mempersilakan Tuhan

    Kamis, 8 Desember 2022HR St Maria Dikandung Tanpa NodaBacaan Injil: Luk 1:26-38 Sdri/a ku ytk.,Pada hari ini tanggal 8 Desember, Gereja merayakan Hari Raya St. Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda (Maria Immaculata). Ajaran Gereja tentang St. Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda ini disampaikan oleh Paus Pius IX pada tahun 1854. Mengapa? Karena beliau melihat kelesuan…

  • Kepedulian dan Kreativitas

    Percik Firman : Kepedulian dan KreativitasJumat, 15 Januari 2021Bacaan Injil: Mrk 2:1-12 “Mereka tidak dapat membawa orang lumpuh kepada Yesus karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya”(Mrk 2:4) Saudari/a ku ytk.,Sakit lumpuh dapat dialami siapa pun, baik anak kecil, orang muda maupun orang tua. Kelumpuhan atau paralisis adalah kondisi ketika satu…