Allah Memberi Tanda
Allah Memberi Tanda
Baca: Kej. 4:1-15; Mrk. 8:11-13
Dalam Kisah Kain yang membunuh Abil, adiknya, Allah telah mengingatkan akan godaan setan yang mengincar Kain untuk melakukan kejahatan. Dan setelah Kain toh akhirnya membunuh saudaranya, Allah memberi tanda (Ibr. “semeion”) pada Kain agar ia tidak mati dibunuh juga. Betapa dahsyatnya akibat dosa iri hati karena tiadanya rasa syukur dan percaya. Namun, kasih Tuhan lebih besar daripada dosa Kain.
Kain si Sulung telah membunuh saudaranya sendiri. Dalam Perjanjian Baru, Kristus, Si Sulung Kebangkitan, telah mati dibunuh oleh saudara sebangsanya sendiri. DarahNya yang tertumpah untuk menyelamatkan orang dari kuasa dosa.
Dalam perikop Injil Markus (8:11-13), orang Farisi minta tanda dari surga kepada Yesus, agar mereka percaya dan diselamatkan.
Tanda tak akan berarti apa-apa kalau orang tidak percaya. Kalau orang minta tanda untuk menjadi percaya, pada dasarnya rapuhlah kepercayaan orang itu. Tanda hanya berarti bagi orang yang percaya.
Orang seringkali berdoa mohon mukjizat dengan berbagai cara. Seolah-olah, imannya tidak berarti kalau tidak mengalami mukjizat. Nah, Jangan-jangan sikap demikian seperti orang Farisi yang minta tanda dari surga itu. Maunya percaya kalau sudah melihat mukjizat. Percaya itu adalah keniscayaan dalam hidup. Dalam perkara sehari-hari pun mengandaikan sikap percaya itu. Bila tidak ada sikap percaya, rapuh dan goyahlah dasar hidup kita.
Tiadanya percaya berarti adanya curiga dan keraguan saja. Bayangkan saja, mau makan pun curiga bahwa makanannya adalah racun. Mau tidur pun curiga bahwa di bawah tempat tidur dipasang bom. Mau sekolah curiga pada gurunya. Mau menikah juga curiga pada calon pasangannya. Dan seterusnya, hidup hanya di penuhi kecurigaan. Betapa kasihannya orang itu.
Tanda itu telah diberikan Allah pada Kain agar ia tetap hidup. Tanda itu sendiri sudah melekat pada hidup. Hidup itu sendirilah tanda nyata bahwa Tuhan mencintai kita!
Jadi, melihat tanda itu melihat hidup dengan rasa syukur. Sebab, Tuhan sendirilah yang ada dan hadir menopang hidup. Masih kurang tanda apalagi untuk percaya dan bersyukur?
Terpujilah Yesus Kristus, Tuhan dan Penyelamat kira!
Rm. Markus Yumartana SJ, 17.2.2025