Ibuku Luar Biasa
Kamis, 22 Desember 2022
Bacaan Injil: Luk 1:46-56
“Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku” (Luk 1:46)
Saudari/a ku ytk.,
Hari ini tgl 22 Desember kita sebagai bangsa Indonesia merayakan Hari Ibu. Tanggal ini diresmikan oleh Presiden Soekarno dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928. Tanggal tersebut dipilih untuk merayakan semangat wanita Indonesia dan untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara.
Bacaan Injil hari ini berbicara tentang pujian seorang ibu muda yang luar biasa kepada Tuhan. Pujian itu dikenal dengan nama kidung Magnificat. Merenungkan pujian Magnificat itu, saya teringat akan sebuah kisah inspiratif tentang sosok seorang ibu.
Beberapa waktu yang lalu, saya mendapat kiriman kisah inspiratif tentang sosok ibu yang tangguh. Ibuku hebat. Ibuku tangguh. Ibuku luar biasa. Inilah fakta ketangguhan dari seorang ibu:
“Saat makan, jika makanan kurang, ibu akan memberikan makanan itu kepada anaknya dan berkata, ‘Cepatlah makan, ibu tidak lapar’. Waktu makan, ibu selalu menyisihkan ikan dan daging untuk anaknya dan berkata, ‘Ibu tidak suka daging, makanlah, nak’.
Tengah malam saat dia sedang menjaga anaknya yang sakit, ibu berkata, ‘Istirahatlah nak, ibu masih belum ngantuk’.
Saat anak sudah tamat sekolah, bekerja, mengirimkan uang untuk ibu. Ia berkata, ‘Simpanlah untuk keperluanmu, nak, ibu masih punya uang’.
Saat anaknya sudah sukses, menjemput ibunya untuk tinggal di rumah besar, ia lantas berkata, ‘Rumah tua kita sangat nyaman, ibu tidak terbiasa tinggal di sana’. Saat menjelang tua, ibu sakit keras, anaknya akan menangis, tetapi ibu masih bisa tersenyum sambil berkata, ‘Jangan menangis, ibu tidak apa-apa’.”
Itulah kehebatan dan ketangguhan yang dibuat seorang wanita, seorang ibu. Tidak peduli seberapa kaya kita, seberapa suksesnya kita, seberapa dewasanya kita, ibu selalu mengutamakan anaknya, mengkhawatirkan diri kita.
Tetapi beliau tidak pernah membiarkan kita mengkhawatirkan dirinya. Semoga semua anak di dunia ini, bisa menghargai dan berbakti kepada ibu karena beliaulah “malaikat nyata” yang dikirim Allah untuk menjaga kita sampai kapan pun.
Bacaan Injil hari ini mengangkat sosok Ibu Maria yang luar biasa. Ia memuji Tuhan dengan kidung Magnificat. Meski ada kecemasan, ketakutan dan ketidakjelasan hari-hari ke depan, Ibu Maria berserah diri dan percaya pada kemahakuasaan Tuhan. Ia yakin betul bahwa Allah Juruselamat. Ia berserah diri tetapi tidak mudah menyerah.
Selamat hari Ibu. Terimakasih ibu, mamak, simbok, emak, mama…kasihmu kepada kami tak terkira sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali… Maka marilah pada hari ini kita secara khusus mendoakan dan mengenangkan ibu kita masing-masing, baik yang sudah dipanggil Tuhan maupun yang masih hidup di dunia ini.
Pertanyaan refleksinya, keutamaan apa yang dapat Anda teladani dari ibu Anda? Pengalaman apa yang menyentuh hidup Anda dari ibu Anda selama ini? Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bujang Semar (Bumi Jangli Semarang). # Y. Gunawan, Pr