Perlu Introspeksi Diri

Percik Firman: Perlu Introspeksi Diri
Senin, 22 Juni 2020
Bacaan Injil: Mat 7:1-5

“Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?” (Mat 7:3)

Saudari/a ku ytk.,
Dalam pembinaan calon imam di Seminari Mertoyudan ada kegiatan yang diberi nama “corectio fraterna”. Kegiatan ini adalah kesempatan bagi setiap seminaris untuk saling memberikan pujian dan penilaian terhadap temannya, baik yang sudah baik maupun yang masih perlu diolah.

Juga kesempatan memberikan masukan atau saran yang bersifat membangun (konstruktif) bagi perkembangan hidup rohani (sanctitas), kepribadian, studi (scientia), hidup berkomunitas, maupun kesehatan (sanitas).

Suasana yang dibangun adalah semangat persaudaraan (fraternity) sebagai rekan seperjalanan dalam menapaki panggilan menjadi imam, bukan menghakimi dan membenci. Corectio fraterna juga menjadi ajakan untuk mawas diri (introspeksi diri) dengan bantuan teman-teman dalam kelompok Basis Wilayah (Bawil).

Introspeksi diri adalah sesuatu yang sangat penting dalam proses pembentukan seseorang menjadi pribadi yang dewasa dan bijaksana. Menjadi dewasa dan bijaksana itu sebuah proses sekaligus pilihan. Tidak serta seseorang langsung punya kedewasaan dan kebijaksanaan. Butuh proses belajar hari demi hari. Juga butuh bantuan dari orang lain dan tempaan lewat pengalaman demi pengalaman.

Sabda Tuhan hari ini memberikan pesan kepada kita semua untuk berani melakukan introspeksi diri atau mawas diri, agar dapat bersikap bijaksana dalam kehidupan ini. Tuhan Yesus mengingatkan para murid untuk tidak mudah menghakimi. “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi”, pesan Yesus.

Perintah Tuhan Yesus agar tidak menghakimi merupakan teguran atas kemunafikan orang Farisi yang gemar menghakimi kesalahan orang lain, namun mengabaikan kesalahan sendiri. Tuhan Yesus mengingatkan bahwa standar yang kita gunakan dalam menghakimi orang lain juga akan digunakan untuk menghakimi sikap dan tindakan kita.

Jauh lebih baik bila kita memperhatikan tindakan kita (introspeksi diri) daripada menghakimi tindakan orang lain. Kita perlu waspada sebab salah satu cara termudah untuk menutupi kelemahan dan kesalahan sendiri adalah dengan menghakimi kelemahan dan kesalahan orang lain.

Yesus mengajak kita berpikir kritis, “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?” Pada umumnya orang lebih mudah melihat kesalahan dan kelemahan orang lain daripada melihat sisi positif orang lain. Iya nggak? Juga tak jarang jika terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan harapannya, ia akan mudah mencari “kambing hitam” atau menyalahkan orang lain dan situasi yang ada.

Pertanyaan refleksinya, bersediakah Anda melakukan introspeksi diri agar menjadi pribadi yang bijaksana? Apa yang perlu Anda usahakan? Berkah Dalem dan Salam Teplok dari bumi Mertoyudan.

# Y. Gunawan, Pr

Similar Posts

  • Sikap yang Benar dalam Berdoa

    Percik Firman : Sikap yang Benar dalam BerdoaSabtu, 13 Maret 2021Bacaan Injil: Luk 18:9-14 “Dia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: ‘Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini” (Luk 18:13) Saudari/a ku ytk.,Melalui sabda Tuhan hari ini, kita disadarkan akan sikap yang benar dalam berdoa. Yang dituntut pertama-tama dalam berdoa…

  • Menemukan Pengalaman “Galilea”

    Percik Firman: Menemukan Pengalaman “Galilea”Senin, 5 April 2021Bacaan Injil: Mat 28:8-15 Saudari/a ku ytk.,Bacaan Injil pada Senin Oktaf Paskah hari ini mengisahkan kebangkitan Yesus. Yesus menampakkan diri kepada para perempuan (Maria Magdalena, dkk). Mereka menjadi saksi kebangkitan yang pertama. Yesus memberikan kepercayaan dan tangggung jawab yang penting dan besar kepada para perempuan. Yesus meminta agar…

  • Ketulusan Hati

    Kamis, 29 Desember 2022Bacaan Injil: Luk. 2:22-35 “Mereka mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati” (Luk 2:24) Saudari/a ku ytk.,Merenungkan bacaan Injil hari ini, muncul dalam hati saya satu kata kunci “ketulusan”. Terkait dengan ketulusan, ada beberapa kisah kecil. Saat saya berkarya di…

  • Rekan Kerja Yesus

    Percik Firman: Rekan Kerja YesusRabu, 8 Juli 2020Bacaan Injil: Mat 10: 1-7 “Pergilah dan wartakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat” (Mat 10:7) Saudari/a ku ytk.,Seorang pastor paroki biasanya mempunyai tugas perutusan dari Bapak Uskup untuk mengembangkan tata penggembalaan, tata administrasi dan tata kelola harta benda di sebuah paroki. Dalam menjalankan tugas penggembalaan tersebut, seorang pastor paroki…

  • Ikatan Cinta

    Percik Firman : Ikatan CintaSelasa, 20 Juli 2021Bacaan Injil: Mat. 12: 46-50 “Siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku” (Mat. 12:50) Sdri/a ku ytk.,Sejak bebeberapa bulan terakhir ini, terlebih di masa pandemi ini, sinetron Ikatan Cinta menjadi pembicaraan yang menarik di kalangan masyarakat dan media sosial. Ikatan…

  • Konsekwensi Ikut Yesus

    Percik Firman : Konsekwensi Ikut YesusSabtu, 16 Mei 2020Bacaan Injil: Yoh 15:18-21 “Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu” (Yoh 15:20) Saudari/a ku ytk.,Apakah Anda pernah dianiaya sebagai murid Kristus pada zaman ini? Atau disingkiri oleh rekan sekantor karena iman Katolik? Atau hak-hak Anda dicabut dan tidak diberikan karena Anda orang Katolik?…