Ibuku Sayang

Percik Firman : Ibuku Sayang
Sabtu, 25 Juli 2020
Pesta Santo Yakobus, Rasul
Bacaan Injil: Mat 20:20-28

“Datanglah ibu Zebedeus serta anak-anaknya kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu” (Mat 20:20)

Saudari/a ku ytk.,
Merenungkan bacaan Injil pada pesta Santo Yakobus Rasul hari ini, saya teringat akan sebuah lagu berjudul “Ibu”, yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Iwan Fals. Lagu ini dirilis tahun 1988. Lagu yang menyentuh kalbu ini menyadarkan kita semua akan betapa besar perjuangan seorang ibu bagi anak-anaknya. Berikut ini syair lagu “Ibu” tersebut:

“Ribuan kilo jalan yang kau tempuh/ Lewati rintang untuk aku anakmu.
Ibuku sayang masih terus berjalan/ Walau tapak kaki/ Penuh darah penuh nanah.

Seperti udara/ Kasih yang engkau berikan.
Tak mampu ‘ku membalas/ Ibu/ Ibu.

Ingin kudekap/ Dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur/ Bagai masa kecil dulu.

Lalu doa-doa/ Baluri sekujur tubuhku/
Dengan apa membalas/ Ibu/ Ibu”.

Setiap orang tentu punya kenangan akan sosok ibu. Seorang ibu pasti mau berkorban demi anak-anaknya. Apapun dilakukan demi kebahagiaan anak-anaknya, sampai “sikil dienggo sirah, sirah dienggo sikil”. Total dalam mengasihi kita. Sampai ada ungkapan, “Seorang ibu bisa merawat sepuluh anak, tetapi sepuluh anak belum tentu bisa merawat seorang ibu”.

Sekedar sharing kecil, saya ingat, mamakku sampai rela menjual kalungnya 2 gr untuk membelikanku 2 kamus bahasa Inggris-bahasa Indonesia saat masuk Seminari waktu itu. Saat aku di Seminari TOR Jangli-Semarang, mamak mengunjungiku dengan naik bus. Katanya sampai mabuk kendaraan beberapa kali, karena tidak tahan dengan bau solar. Luar biasa, perjuangan seorang ibu. Tentu Anda juga mempunyai pengalaman istimewa akan kasih ibu bagi hidup Anda.

Hari ini Gereja merayakan pesta Santo Yakobus Rasul. Yakobus adalah anak nelayan dari pasutri Zebedeus-Salome. Dia kakak dari Yohanes Rasul. Kedua kakak beradik itu dijuluki “anak-anak guntur atau halilintar”.

Ia disebut Yakobus Tua karena kondisi tubuhnya yang tinggi dan besar, serta umurnya yang lebih tua daripada Yakobus Alfeus. Yesus memanggil dia bersama adiknya Yohanes sebagai murid-Nya tatkala mereka sedang memperbaiki jalanya di tepi Danau Galilea bersama ayahnya.

Yakobus mempunyai orangtua yang sangat menyayanginya, terlebih ibunya. Dalam injil hari ini dikisahkan betapa sayangnya sang ibu, yakni Ibu Salome. Dikisahkan, “Datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya”.

Ibunya meminta kepada Yesus agar kedua anaknya diberi kedudukan terhormat dalam Kerajaan Allah. Mengapa? Sebagai seorang ibu, ia sudah mempersembahkan kedua anaknya pada Tuhan. Secara manusiawi permintaan ini tentu wajar. Ibu mana yang tidak ingin anaknya bahagia dan sukses dalam hidupnya? Iya khan?

Atas permintaan itu, Yesus tidak marah. Justru Yesus dengan tenang mengajak mereka memikirkan dan menantang apakah mereka sanggup meminum piala penderitaanNya. Ketika mereka mengatakan, “kami dapat”, Yesus mengatakan bahwa mereka akan meminum cawan penderitaan itu. Namun hal duduk di dalam Kerajaan Allah hanyalah diberikan kepada orang yang berkenan kepada Allah Bapa.

Allah Bapa ternyata berkenan atas komitmen dan niat baik keluarga Zebedeus. Yakobus mewartakan Injil sampai ke Spanyol. Relikwinya sangat terkenal dan dihormati di Santiago de Compostela, Spanyol. Tempat itu sampai sekarang menjadi tempat ziarah yang favorit, baik bagi anak muda maupun orang tua. Bahkan ada tradisi ziarah dengan berjalan kaki menuju tempat itu. Ada yang rute pendek, sedang dan panjang.

Dalam perjalanan waktu, Yakobus adalah rasul pertama yang minum piala kemartiran. Saat kembali ke Yerusalem, ia ditangkap dan dijatuhi hukuman pancung pada tahun 44 atas perintah Raja Herodes Agripa I. Dia meninggal sebagai martir Kristus.

Pertanyaan refleksinya, kenangan apa yang dapat Anda ingat terkait dengan kasih ibu terhadap hidup Anda? Apa yang dapat Anda usahakan agar dapat membahagiakan ibu Anda? Selamat berakhir pekan. Berkah Dalem dan Salam Teplok dari bumi Mertoyudan.

# Y. Gunawan, Pr

Similar Posts