Keberanian

Kamis, 10 November 2022
PW St. Leo Agung, Paus dan Pujanggga Gereja
Bacaan Injil: Luk 17:20-25

Saudari/a ku ytk.,
Ada dua peristiwa penting hari ini, yaitu peringatan hari pahlawan dan peringatan wajib Santo Leo Agung. Kedua peristiwa ini memberikan pesan yang sama yaitu keberanian.

Para pahlawan berani mengorbankan nyawanya untuk membela dan memperjuangkan kemerdekaan bangsa kita. Mereka tidak gentar melawan penjajah. Demikian juga Santo Leo Agung sebagai paus berani menghadapi bangsa Bar-bar yang mau menyerang kota Roma. Selain itu, Santo Leo juga berani menghadapi para bidaah yang menyebarkan ajaran-ajaran yang sesat pada waktu itu.

Santo Leo Agung lahir di Tuscany, Itali pada tahun 391 dan kemudian menjadi Paus pada tahun 440. Ia adalah Paus pertama yang digelari “Agung” dari 4 orang Paus yang dianugerahi gelar “Agung” (The Great).

Ia terpilih menjadi paus setelah wafatnya Paus Sixtus III pada bulan Agustus 440. Ada dua tantangan yang dihadapi, yaitu serangan bangsa Barbar (eksternal), dan ajaran sesat dari para bidaah (internal).

Masa-masa itu adalah masa-masa sulit bagi Gereja.  Di mana-mana pasukan Barbar menyerang umat Kristiani. Selain itu, di dalam Gereja sendiri, beberapa orang menyebarluaskan ajaran sesat. 

Tetapi St. Leo adalah seorang paus yang amat mengagumkan. Ia sama sekali tidak takut akan apa pun atau siapapun.  Ia mengandalkan Devosinya pada paus pertama, St. Petrus Rasul. Paus Leo sering mohon bantuan doanya.

Untuk menghentikan pengajaran iman yang sesat, St.Leo menjelaskan ajaran iman yang benar melalui tulisan-tulisannya yang terkenal.  Ia mengadakan Konsili untuk mengutuk ajaran-ajaran yang sesat.  Mereka yang tidak mau berbalik dari ajaran mereka yang sesat dikucilkan dari Gereja.  Tetapi, Paus Leo menerima kembali mereka ke dalam pelukan Gereja.  Ia juga mengajak umatnya untuk berdoa bagi mereka.

Peristiwa besar dalam St. Leo terjadi pada tahun 452, ketika ia berusaha meyakinkan panglima perang “Attila the Hun.”  Attila dan pasukannya ketika itu sedang berusaha mencaplok seluruh Itali dan tengah bersiap-siap memasuki Kota Roma, segera saja terjadi kepanikan di mana-mana.  Penduduk Roma pun panik, karena mereka tahu bahwa bangsa Hun telah membakar banyak kota dan membantai habis penduduknya.

Untuk menyelamatkan kota Roma, Paus Leo menempuh jarak 320 km dengan menunggang kuda untuk menghadapi untuk menghadapi Atilla dan membujuknya untuk menarik pasukannya.  Satu-satunya senjata yang ada pada Paus Leo hanyalah berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan.

Ketika kedua pemimpin itu saling bertemu, sesuatu yang menakjubkan terjadi. Attila, sang penakluk barbar dan kejam itu tidak terbiasa menghadapi kelemah-lembutan dan kerendahan hati yang ditunjukkan oleh Paus kepadanya. Ia tidak kuasa menatap mata sang Paus. 

Lebih mudah bagi Attila untuk menghadapi musuh dengan pedang terhunus daripada menghadapi orang tua yang penuh belas kasih ini. Karena itu Attila menunjukkan rasa hormat yang besar kepada Paus. Ia mengikat perjanjian damai dengannya.

Setelah peristiwa itu, Attila menceritakan bahwa ia melihat dua sosok yang amat besar berdiri di samping Paus Leo pada saat mereka berbicara. Umat yakin bahwa kedua sosok besar tersebut adalah kedua rasul besar, Santo Petrus dan Paulus.  Mereka diutus Tuhan untuk melindungi Paus Leo dan segenap umat Kristiani di Roma dan Itali.

Paus Leo menjadi Paus selama 21 tahun.  Santo Leo wafat pada tanggal 10 November 461.  Pada abad 18, sisa-sisa Relikwi Santo Leo Agung dipisahkan dari makam-makam paus yang lainnya dan dimakamkan kembali di kapel tersendiri.

Pertanyaan refleksi, seberapa berani Anda menghadapi tantangan dan permasalahan hidup ini? Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bujang Semar (Bumi Jangli Semarang).# Y. Gunawan, Pr

Similar Posts