Menyadari Tuhan yang Hadir
Percik Firman: Menyadari Tuhan yang Hadir
Rabu, 11 Agustus 2021
PW Santa Clara dari Assisi, Perawan
Bacaan Injil: Mat 18:15-20
“Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” (Mat 18:3)
Saudari/a ku ytk.,
Ada banyak alasan orang berkumpul. Berkumpul zaman sekarang tidak harus bertemu langsung. Apalagi di masa pandemic Covid-19 saat ini. Dengan adanya media sosial (WhatsApp Group, zoom meeting, google meet, video call, dsb), beberapa orang bisa berkumpul dan berkomunikasi.
Mereka berkumpul dalam nama apa? Berkumpul untuk apa? Kalau isi pembicaraannya hanya menjelek-jelekkan, ngrasani, menggosip, bahkan sampai mencemarkan nama baik seseorang, tentu hal itu perlu dievaluasi. Apakah di situ Tuhan hadir?
Bacaan Injil pada peringatan wajib Santa Clara (1193-1253) hari ini mengingatkan kita sebagai pengikut Kristus untuk berkumpul secara baik dan benar. Ditegaskan Tuhan Yesus, ”Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.”
Jika orang berkumpul hanya mengarah pada gosip, fitnah, menjelek-jelekkan orang lain atau kelompok lain, berusaha menjatuhkan pihak lain, dan mengarah pada perpecahan, tentu mereka berkumpul tidak dalam nama Tuhan.
Saya tertarik dengan nasihat berikut ini: “Apabila Anda membicarakan keburukan seseorang, jangan lupa memulai dan menutupnya dengan doa. Maka gosip itu akan berubah namanya menjadi sharing”.
Apabila Anda diajak bergosip, tegurlah orang yang mengajak bergosip itu. Lebih baik Anda tidak usah menanggapi. Atau bilang saja “Maaf, saya tidak tahu. Coba tanya yang bersangkutan atau yang lebih tahu.” Jawaban itu kiranya lebih bijaksana. Dan kalau terjadi demikian, di situ Tuhan hadir.
Paus Fransiskus pernah menegaskan dalam salah satu homilinya di Kapel Santa Marta supaya orang Katolik tidak bergosip. Mengapa? Menurut Sri Paus, bergosip adalah godaan setan untuk merusak orang baik. Pada zaman modern sekarang ini godaan untuk bergosip semakin kuat.
Hari ini kita memperingati Santa Clara, Fransiskanes pertama dari Assisi. Dia lahir di Asisi, Italia. Clara artinya terang, cahaya, bersih, cemerlang. Ia hidup pada zaman Santo Fransiskus dari Asisi. Clara menjadi pendiri ordo religius “Ordo Santa Clara (Claris)”.
Clara diangkat sebagai pemimpin biara San Damiano. Biara ini menjadi perintis ordo wanita-wanita miskin, yang lazimnya disebut Ordo Suster-suster Claris atau Klaris. Dia dimakamkan di Basilika Santa Clara di Assisi.
Saya bersyukur diberi kesempatan Tuhan beberapa kali bisa berziarah di Basilika Santa Clara, yang letaknya di dekat Basilika Santo Fransiskus di Asisi tersebut. Basilikanya sangat tenang, damai, sejuk dan nyaman untuk berdoa. Apalagi saat datang ke biara San Damiano yang dihiasi aneka pohon Zaitun, membuat hati damai.
Santa Clara sungguh percaya akan kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Bahkan dia selalu mengandalkan Tuhan. Ada peristiwa yang menarik: Pada suatu hari sepasukan tentara yang kasar datang untuk menyerang Asisi. Mereka telah merencanakan untuk menyerang biara terlebih dahulu.
Meskipun sedang sakit parah, Clara minta untuk dibopong ke altar. Ia menempatkan Sakramen Mahakudus di tempat di mana para prajurit dapat melihat-Nya. Kemudian Clara berlutut serta memohon kepada Tuhan untuk menyelamatkan para biarawati.
Santa Clara, doakanlah kami. Berkah Dalem dan Salam Teplok dari MeSRA (Mertoyudan Spiritual Rest Area). # Y. Gunawan, Pr