Keheningan Mengasah Kepekaan

Percik Firman: Keheningan Mengasah Kepekaan
Sabtu Imam, 6 Feb 2021
PW St Paulus Miki dkk (martir Jepang)
Bacaan Injil : Mrk 6:30-34

Saudari/a ku ytk.,
Beberapa hari yang lalu saya memberikan materi Instruksi Medan (Inmed) kepada para seminaris secara online dengan zoom. Salah satu yang saya sampaikan terkait dengan Keheningan. inspirasinya dari Paus Fransiskus.

Dalam keheningan kita diajak untuk belajar mendengarkan Tuhan dan membiarkan diri dipimpin oleh kehendakNya. Kita membutuhkan saat hening, sehingga hati kita peka terhadap suara-suara kebajikan di tengah kegaduhan di sekitar kita.

Kita perlu melatih diri untuk hening dengan duduk tenang, meditasi, merenung dan berdoa. Keheningan dapat mengasah kepekaan kita. Bacaan Injil hari ini mengisahkan bagaimana Tuhan Yesus mengajak para muridNya untuk pergi ke tempat yang sunyi. Karena baru saja para murid pulang dari mewartakan Injil di berbagai tempat.

Pengalaman perlu diendapkan. Hati dan pikiran perlu disegarkan. Keheningan dibutuhkan agar hati menjadi fresh, sehingga kita punya kekuatan untuk beraktivitas lagi. Dan kita punya hati yang peka dan berbelaskasih kepada sesama.

Hari ini tanggal 6 Februari Gereja memperingati para martir Jepang, yaitu St Paulus Miki dkk. Ada 26 martir. Paulus Miki adalah seorang imam Yesuit yang pandai berkhotbah. Ketika terjadi penganiayaan, ia berumur 33 tahun.

Paulus Miki dkk digiring ke sebuah bukit di pinggir kota Nagasaki. Disana sudah tersedia 26 salib. Rakyat banyak sudah menanti di sana untuk menyaksikan penyiksaan atas Paulus Miki dan teman-temannya.

Para martir itu disesah dan disalibkan di hadapan rakyat banyak. Namun mereka tidak takut akan semua siksaan ngeri itu. Dari atas salibnya, Paulus Miki terus berkhotbah guna meneguhkan iman kawan-kawannya. Akhirnya lambung mereka ditusuk dengan tombak hingga mati pada tahun 1597.

Terimakasih atas doa dan dukungan Anda untuk kami para imam dan calon imam, secara khusus pada hari Sabtu Imam ini. Mohon doanya untuk orang-orang muda yang sudah berani menanggapi panggilan Tuhan di zaman ini. Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bumi Mertoyudan.# Y. Gunawan, Pr

Similar Posts

  • Hidup seperti Kuburan

    Percik Firman : Hidup seperti KuburanRabu, 26 Agustus 2020Bacaan Injil: Mat 23:27-32 “…kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran” (Mat 23:27) Saudari/a ku ytk.,Bagaimana gambaran Anda tentang kuburan atau makam? Pada zaman saya kecil, kuburan di desa itu…

  • Hati yang Berbelaskasih

    Percik Firman : Hati yang BerbelaskasihSenin, 5 Oktober 2020PF Santa FaustinaBacaan Injil : Luk 10:25-37 “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya” (Luk 10:37) Sdri/a ku ytk.,Apakah Anda punya pengalaman menolong dan berbelaskasih pada orang yang tidak dikenal? Atau pernahkah Anda ditolong oleh orang yang tidak Anda kenal? Hari ini ada peringatan fakultatif Santa Faustina,…

  • Hati yang Berbelaskasih

    Percik Firman : Hati yang BerbelaskasihSabtu, 13 Februari 2021Bacaan Injil: Mrk 8:1-10 “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini” (Mrk 8:2) Saudari/a ku ytk.,Ada seorang seminaris yang bersharing bahwa di masa pandemi Covid-19 ini dia dan keluarganya hanya bisa makan sekali sehari. Dia mensharingkan situasi itu saat kumpul Bawil (Basis Wilayah) secara online…

  • Tuhan, Tolonglah Aku

    Percik Firman: Tuhan, Tolonglah AkuRabu, 5 Agustus 2020Bacaan Injil: Mat 15:21-28 ”Wanita Kanaan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: ‘Tuhan, tolonglah aku’” (Mat 15:25) Saudari/a ku ytk.,Barangkali Anda mengenal lagu yang berjudul “Jangan Menyerah”. Lagu ini dinyanyikan oleh D’Masiv. Syairnya terasa pas dengan sabda Tuhan pada hari ini. Berikut ini salah satu penggalan syairnya:…

  • Memaknai Pekerjaan

    Mertoyudan – Ada kebanggaan tertentu jika orang bisa bekerja. Esensi orang hidup adalah bekerja. Karena dengan bekerja, kita akan memperoleh rezeki, dapat mempertahankan hidup kita, mengaktualisasikan diri, dan memuliakan Tuhan. Terkadang kita harus bekerja sangat keras untuk memperoleh rezeki. Sampai ada istilah “P6”, yaitu: “pergi pagi pulang petang pendapatan pas-pasan”. Ketika saya menjalani masa Tahun…

  • “Fides unificans”(Iman itu menyatukan)

    “Fides unificans”(Iman itu menyatukan) Yang tidak bersama Dia, melawan Dia;Yang tidak mengumpulkan bersama Dia, mencereiberaikan; yang tidak mau bersatu dengan Dia, berpisah dari Dia. (Baca: Lk. 11:23) Iman itu mempertemukan kita dengan Tuhan;Iman itu menyatukan kita dengan Tuhan, sesama dan dengan seluruh alam ciptaanNya. Sebab, kita bagian dari alam ciptaanNya, dan Tuhanlah yang memberikan segala…