Let go and Let God
Percik Firman: Let go and Let God
Senin, 25 Januari 2021
Pesta Bertobatnya Santo Paulus
Bacaan Injil : Mrk 16:15-18
“Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk” (Mrk 16:15)
Saudari/a ku ytk.,
Saya terkesan dengan sharing pertobatan dari salah seorang umat yang disampaikan dalam acara “Persaudaraan Devosi Maria” lewat zoom tadi malam yang juga disiarkan HIDUP TV. Beliau pernah masuk ke dunia preman. Hal ini didorong keinginannya untuk membalas dendam kepada orang yang pernah mencoba membunuh ayahnya.
Namanya cukup disegani dan diperhitungkan di dunia preman. Bahkan beliau sampai terjerat narkoba atau obat-obatan terlarang. Hidupnya merasa terpuruk.
Dalam kesadaran berikutnya beliau diingatkan Tuhan untuk berdamai dan mengampuni orang tersebut. Dia pun tidak jadi membalas dendam. Dia seperti melaksanakan perintah Tuhan Yesus untuk mengasihi.
Saat dia sudah tak berdaya dan ditandu, dia punya kerinduan untuk pergi ke gereja. Tetapi dia malu. Ketika suasana sudah sepi pada malam hari, dia memberanikan diri pergi ke gereja dan ke gua Maria. Di sana dia berdoa dan membersihkan kompleks gua Maria itu. Setiap malam dia melakukannya.
Hatinya dan hidupnya merasa tenang dan damai. Hidupnya terasa dibangkitkan oleh Tuhan dari keterpurukan. Sampai akhirnya dia merefleksikan bahwa keterpurukan adalah sebuah anugerah. Dalam peneguhan semalam saya mengatakan, “Tuhan mengubah sang preman menjadi pribadi yang beriman…hehehe…”.
Pada hari ini Gereja merayakan pesta bertobatnya Santo Paulus Rasul. Sebelumnya dia dikenal sebagai Saulus yang mengejar-ejar, menganiaya, dan membunuh para pengikut Kristus. Setelah disapa Tuhan Yesus saat jatuh di Damsyik, Saulus melakukan pertobatan dan pembaruan hidup.
Ia berubah menjadi Paulus, seorang pewarta Injil yang handal dan guru segala bangsa. Dia terlibat dalam karya pewartaan Allah. Dia memberitakan Injil ke mana, seperti perintah Agung Yesus dalam Injil hari ini: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk”.
Tuhan mengubahnya. Santo Paulus bertranformasi: dari menghina menjadi membina murid Tuhan; dari mengejar menjadi mengajar murid Tuhan; dari menganiayai menjadi mencintai murid Tuhan.
Hidup, pelayanan, dan kematian Santo Paulus menjadi kesaksian yang nyata sampai saat ini. Tuhan hadir dan berkarya melalui Santo Paulus. Ia mau dipakai Tuhan mewartakan kasihNya sampai ke berbagai tempat.
Dia wafat di Roma sebagai martir dengan dipenggal kepala di bawah penganiayaan Kaisar Nero. Tradisi Gereja mencatat kematian Rasul Paulus sekitar tahun 64-67, seperti dicatat oleh ahli sejarah Gereja, Eusebius.
Konon kepalanya saat jatuh ke tanah sampai mantul tiga kali. Titik tempat mantulnya kepala itu tiba-tiba muncul sumber air. Dan sekarang tempat itu dijadikan gereja Tre Fontane Abbey, Roma.
Saat Anda ke Roma, datanglah ke gereja tempat kemartiran Santo Paulus tersebut. Di seberang gereja itu ada tempat peziarahan Gua Maria yang cukup besar.
Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Maka, penting : Let go and Let God. Artinya, tanggalkan dirimu, dan biarkan Tuhan menuntunmu. Gusti ora sare. Tuhan tidak tidur. Dia bisa mengubah hidup orang. Dia bisa meluruskan hidup seseorang yang bengkok menjadi lurus sesuai dengan kehendak-Nya.
Pertanyaan refleksinya, pernahkah Anda diubah Tuhan dalam hidup ini? Bersediakah Anda dilibatkan Tuhan untuk pewartaan injilNya pada zaman sekarang ini? Berkah Dalem dan Salam Teplok dari bumi Mertoyudan.# Y. Gunawan, Pr