Tetap Berempati

Percik Firman: Tetap Berempati
Rabu, 7 April 2021
Bacaan Injil: Luk 24:13-35

“Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.” (Luk 24:29)

Saudari/a ku ytk.,
Bekerja sama dengan umat/awam seringkali membuat saya berdecak kagum. Apalagi mereka yang menyediakan diri, pikiran dan waktu untuk menjadi pengurus lingkungan, wilayah, stasi atau paroki.

Pagi sampai sore bekerja, lalu malam masih rapat di paroki. Bahkan rapat dewan bisa sampai jam 11 malam. Fisik lelah tetapi tetap punya empati dan hati untuk memikirkan hidup menggereja.

Itu pula yang menggelitik saya merenungkan kisah pengalaman kebangkitan yang dialami dua murid Emaus dalam bacaan injil hari ini. Dua orang dari murid-murid Yesus pulang ke kampung Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem. Mereka berjalan kaki. Ditempuh sehari perjalanan. Mereka kecewa, sedih dan tak bersemangat.

Mereka sangat mendesak orang yang menemani perjalanan mereka agar mau menginap di rumah mereka. “Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam”, ajak mereka penuh empati. Mereka belum tahu kalau orang itu Yesus.

Coba Anda bayangkan. Mereka lelah, kecewa dan putus asa. Berjalan kaki seharian. Tapi masih punya empati dan kepeduliaan kepada sesamanya. Mereka tidak egois. Tidak cuek. Juga tidak masa bodoh. Masih memikirkan keadaan sesamanya. Meski orang itu tidak mereka kenal (asing).

Pertanyaan refleksinya: Bagaimana dengan Anda? Saat lelah dan tak bersemangat, masihkah Anda peduli dan mau berempati dengan orang lain? Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bumi Mertoyudan. # Y. Gunawan, Pr

Similar Posts

  • Nyala Api Kasih Tuhan

    Percik Firman: Nyala Api Kasih TuhanMinggu Paskah VII, 24 Mei 2020Hari Minggu Komsos SeduniaNovena Roh Kudus Hari ke-3Bacaan : Kis 1:12-14; 1Ptr 413Yoh 17:1-11a “Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita” (Yoh 17:11) Sdri/a yang terkasih,Pada hari ini kita merayakan…

  • Berani Mengakui Masa Lalu

    Percik Firman: Berani Mengakui Masa LaluKamis, 17 Desember 2020Bacaan Injil: Mat. 1:1-17 “Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar” (Mat 1:3) Saudari/a ku ytk.,Tidak mudah menerima masa lalu yang kelam. Tidak mudah pula menerima keadaan keluarga yang tidak sempurna. Terkadang yang muncul adalah keinginan untuk menutup-nutupinya. Atau membanding-bandingkan dengan keluarga yang lain. Akibatnya, hidupnya tidak…

  • Iri Hati atau Murah Hati ?

    Percik Firman : Iri Hati atau Murah Hati ?Minggu Biasa XXV, 20 September 2020Bacaan Injil: Mat 20:1-16a “Iri hatikah engkau, karena aku murah hati?” (Mat 20:15) Saudari/a ku ytk.,Situasi pandemi Covid-19 beberapa bulan terakhir ini bisa menimbulkan iri hati. Apalagi saat orang merasa tidak diuntungkan, padahal sudah berjuang mati-matian. Orang yang sudah menjaga kesehatan dengan…

  • Makna Baru Berpuasa

    Percik Firma : Makna Baru BerpuasaSenin, 18 Januari 2021Hari ke-1 Pekan Doa Sedunia Kesatuan Umat KristianiBacaan Injil: Mrk. 2:18-22 “Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” (Mrk 2:18) Saudari/a ku ytk.,Saat masih kecil saya pernah puasa Senin Kamis dan Puasa weton. Puasa Senin Kamis saya lakukan saat punya permohonan tertentu. Sedangkan…

  • Mengasihi Allah dan Sesama

    Percik Firman : Mengasihi Allah dan SesamaJumat, 21 Agustus 2020PW St. Pius X, PausBacaan Injil: Mat 22:34-40 “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” (Mat 22:37) Saudari/a ku ytk.,Dalam bacaan Injil pada peringatan wajib Santo Pius X hari ini dikisahkan ada seorang ahli Taurat yang bertanya kepada…

  • Pribadi yang Berharga

    Percik Firman : Pribadi yang BerhargaSelasa, 24 Agustus 2021Pesta Santo Bartolomeus, RasulBacaan Injil: Yoh 1: 45-51 Saudari/a ku ytk.,Dalam kehidupan sehari-hari, kita kadangkala mendengar adanya prasangka buruk atau penilaian negatif tentang tempat tertentu. Prasangka buruk itu tidak selalu benar seratus persen. Bisa jadi orang itu hanya ikut-ikutan termakan omongan atau pendapat orang lain. Misalnya, saat…