“Aja Mung Obor-Obor Blarak”

Percik Firman: Semangat “Aja Mung Obor-Obor Blarak”
Selasa, 30 Maret 2021
Bacaan Injil: Yoh 13: 21-33.36-38

“Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!” (Yoh 13:37)

Saudari/a ku ytk.,
Dalam masyarakat Jawa, dikenal ada ungkapan “Aja mung obor-obor blarak”. Obor blarak adalah nyala api yang terjadi pada blarak (daun kelapa kering). Blarak akan mudah sekali terbakar. Begitu blarak dibakar langsung berkobar. Tetapi kobaran api itu tidak berlangsung lama, tidak tahan lama, dan langsung mati. Itulah obor-obor blarak.

Semangat menyalanya cuma sesaat dan segera padam sebelum segala sesuatunya tamat. Maka dengan falsafah “Aja mung obor-obor blarak”, orang diingatkan untkuk terus konsisten dalam menjaga api semangat, memperjuangkan komitmen dan kekonsistenan antara kata dan tindakan dalam hidup ini. Dengan konsisten antara kata dan tindakan, diharapkan kita tidak “mencla-mencle”.

Latar belakang bacaan Injil hari ini adalah perjamuan malam terakhir (the last supper). Yesus menubuatkan kematian-Nya dan pengkhianatan murid-murid-Nya. Mereka kaget. Bahkan beberapa orang seperti Petrus menyatakan loyalitas dan janji setianya pada Yesus secara terbuka.

Tetapi apa yang terjadi kemudian? Petrus ibarat obor-obor blarak. Bersemangat di awal, tetapi kemudian mbleret (redup). Petrus mengatakan, “Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!” Dalam kerapuhan manusiawinya, dia tampak “mencla-mencle”, tidak konsisten dengan omongannya.

Jangankan membela Yesus, ia justru menyangkal Yesus sampai 3 kali. Jangankan memberikan nyawanya, Petrus justru malu mengakui Yesus sebagai gurunya.

Selain tokoh Petrus, kita juga bisa merenungkan karakter dua tokoh yang lain. Ada murid Yesus yang sangat dikasihi, namun tidak diberitakan namanya, yang bertanya kepada Yesus akan makna ucapan-Nya. Ada Yudas yang tidak mengatakan apa-apa, tetapi langsung hilang dalam kegelapan malam.

Masing-masing karakter itu merefleksikan berbagai macam hubungan kita dengan Yesus. Kita bisa mengalami tiga karakter itu. Artinya, ketika saya merefleksikan diri bahwa saya telah begitu dikasihi oleh Tuhan, saya mungkin menemukan bahwa sangat sulit untuk membayangkan akan adanya orang yang menolak kasih Yesus. Saya bisa menyebarkan kasih itu dengan sangat antusias.

Tetapi saya juga bisa menjadi Petrus, yang secara lantang menyatakan kesetiaan terhadap Yesus sebagai Juru Selamat, bahkan berkomitmen akan memberikan nyawa untuk Yesus. Tapi ketika dihimpit keadaan yang sulit, justru menyangkal telah mengenal Yesus.Tapi saya juga bisa menjadi seperti Yudas yang diam dan menolak kasih Tuhan, lalu hilang dalam kegelapan malam.

Pertanyaan refleksi, apakah Anda merasakan dikasihi Tuhan? Apakah Anda pernah mencla-mencle dalam mengimani Kristus? Dan pernahkah Anda mengalami “diam” dalam kebersamaan lalu langsung “pergi menghilang dalam kegelapan” tanpa pamit alias muntaber (mundur tanpa berita)?

Sejak kemarin sore kami para imam yang berkarya di KAS mengadakan rekoleksi pembaruan janji imamat secara online. Dan pada sore nanti jam 18.00 kami akan memperbarui janji imamat kami dalam Ekaristi. Misa Krisma dan Pembaruan Janji Imamat: Selasa, 30 Maret 2021 pukul 18.00 WIB dengan link https://youtu.be/Hy8zLctH0XY .

Mohon doanya agar kami dapat menjadi imam yang setia, gembira, peduli dan cinta dalam panggilan imamat serta pelayanan kepada umat. Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bumi Mertoyudan. # Y. Gunawan, Pr

Similar Posts

  • Pendosa Menjadi Santo

    Percik Firman : Pendosa Menjadi SantoSabtu, 28 Agustus 2021PW Santo Agustinus, Uskup dan Pujangga GerejaBacaan Injil: Mat 25:14-30 Saudari/a ku ytk.,Setiap orang akan senang jika mempunyai karyawan yang baik dan jujur. Mereka akan dipuji oleh tuannya dan mendapat hadiah atau kepercayaan yang lebih. Dalam bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus menyampaikan perumpamaan talenta yang dipercayakan…

  • Let go and Let God

    Percik Firman: Let go and Let GodSenin, 25 Januari 2021Pesta Bertobatnya Santo PaulusBacaan Injil : Mrk 16:15-18 “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk” (Mrk 16:15) Saudari/a ku ytk.,Saya terkesan dengan sharing pertobatan dari salah seorang umat yang disampaikan dalam acara “Persaudaraan Devosi Maria” lewat zoom tadi malam yang juga disiarkan HIDUP TV….

  • Pemersatu Gereja

    Percik Firman : Pemersatu GerejaKamis, 9 November 2023Pesta Pemberkatan Gereja Basilika LateranBacaan: Yoh 2:13-22 “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku” (Yoh 2: 17) Saudari/a ku ytk.,Pada hari ini Gereja merayakan Pesta Pemberkatan Gereja Basilika Lateran. Basilika Yohanes Lateran ini didirikan oleh kaisar Konstantinus Agung, putera Santa Helena, tahun 324. Basilika agung pertama ini melambangkan kemerdekaan dan…

  • Kemarahan Tak Terkendali

    Percik Firman: Kemarahan Tak TerkendaliSenin, 31 Agustus 2020Bacaan Injil: Luk 4:16-30 “Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu” (Luk 4:28) Saudari/a ku ytk.,Ada suami-isteri yang berkonflik. Mereka saling marah dan beradu mulut. Anaknya masih kecil. Saat suami-isteri itu bertengkar, sampai keluar kata-kata si suami, “Kubunuh kamu”. Dalam kemarahannya itu, si suami…

  • Siapakah Yesus Bagiku?

    Percik Firman : Siapakah Yesus Bagiku?Jumat, 27 September 2024Peringatan Wajib Santo Vinsensius A Paulo (imam)Bacaan Injil: Luk 9:18-22 Saudari/a ku ytk.,Pengalaman pribadi kita dengan Tuhan Yesus akan menentukan pemahaman dan gambaran siapa Tuhan Yesus bagi kita. Pemahaman seseorang akan Yesus dipengaruhi oleh latar belakang hidupnya, sudut pandangnya, dan pengalaman personal dengan Yesus. Setiap orang bisa…

  • “Fides unificans”(Iman itu menyatukan)

    “Fides unificans”(Iman itu menyatukan) Yang tidak bersama Dia, melawan Dia;Yang tidak mengumpulkan bersama Dia, mencereiberaikan; yang tidak mau bersatu dengan Dia, berpisah dari Dia. (Baca: Lk. 11:23) Iman itu mempertemukan kita dengan Tuhan;Iman itu menyatukan kita dengan Tuhan, sesama dan dengan seluruh alam ciptaanNya. Sebab, kita bagian dari alam ciptaanNya, dan Tuhanlah yang memberikan segala…