Foto Paus Fransiskus mengunjungi kamar kemartiran St Maximiliano Kolbe.

Belajar Ketulusan

Percik Firman: Belajar Ketulusan
Sabtu, 14 Agustus 2021
PW Santo Maksimilianus Maria Kolbe
Bacaan Injil: Mat 19: 13-15

”Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku” (Mat 19:14)

Saudari/a ku ytk.,
Salah satu ciri khas anak kecil adalah ketulusan. Dia tulus dalam bertuturkata dan bertindak. Ada seorang anak kecil yang bercita-cita ingin menjadi imam. Dia sering ikut misa bersama ibunya jam 12.00 di gedung Sekhinah.

Kata ibunya, dulu waktu kecil anak itu senang sekali dipanggil romo. Dulu waktu TK anak ini suka main misa-misanan. Di bermain itu dalam kamar dengan dikunci, takut ketahuan papanya karena papanya beragama bukan Katolik. Bahkan ia minta dibelikan baju romo.

“Ingin baju romo itu sampai ia sakit, terus dipesankan di Kanisius Jogja. Seminggu sebelum pesanan dikirim, ia terus menanyakan kok belum datang. Begitu pesanan baju romo datang, panasnya sembuh”, sharing ibunya.

Si ibu itu bingung bagaimana harus ngomong ke suaminya. Anaknya justru menjawab, “Gini aja yang penting izin dari mama dulu. Untuk papa urusan sama Tuhan”. Luar biasa ya si anak itu.

Anak kecil itu tulus berniat untuk dekat dengan Tuhan dan menjadi imam. Kerinduan anak itu mirip kerinduan anak-anak kecil yang datang kepada Tuhan Yesus, yang dikisahkan dalam Injil hari ini.

Ketika sedang mengajar, tiba-tiba Tuhan Yesus didatangi oleh orang-orang yang membawa anak-anak kecil. Mereka meminta agar Tuhan Yesus memberkati dan mendoakan mereka.

Bagaimana tanggapan para murid Yesus? Mereka justru memarahi dan melarang orang-orang untuk membawa anak-anak kecil dekat dengan Tuhan. Mereka tidak mau Tuhan Yesus diganggu. Gak level jika anak-anak bertemu Yesus. Padahal, Yesus sendiri tidak pernah melarang anak-anak datang kepada-Nya. Yesus tidak pernah membenci dan memarahi anak-anak. Iya khan?

Justru Yesus mengatakan bahwa orang-orang yang seperti anak-anak kecil inilah yang empunya Kerajaan Surga. Yesus justru dengan sukacita meletakkan tanganNya atas mereka. Artinya, Yesus mau mendoakan dan memberkati mereka. Yesus ingin mengajak orang dewasa untuk belajar ketulusan dari anak kecil.

Semangat yang tulus juga diteladankan oleh Santo Maksimilianus Maria Kolbe (1894-1941) yang diperingati hari ini. Ia adalah imam Fransiskan Conventual yang luar biasa. Dia tulus dalam bertutur kata dan bertindak. Dia tulus membantu sesamanya. Bahkan dia secara tulus menggantikan seorang bapak yang mau dihukum mati di kamp konsentrasi Auschwitz Polandia.

Ketika seorang tahanan bernama Francis Gajowniczek hendak dieksekusi mati, ia menangis sambil menyebut anak dan isterinya. Pastor Maksimilianus merasa kasihan pada bapak itu. Lalu ia meminta kepada pimpinan tahanan agar bisa menggantikan bapak itu. Dia tulus dan rela berkurban nyawa untuk menyelamatkan bapak itu dan keluarganya. Permohonan itu pun dikabulkan.

Selama tiga minggu, Pastor Maksimilianus dan beberapa tahanan lainnya dibiarkan kelaparan hingga mati di sebuah ruang kecil pengab. Pada 14 Agustus 1941, Maksimilianus meninggal dunia setelah disuntik mati menggunakan asam karbonat di Auschwitz.

Beberapa bulan sebelumnya, dia ditangkap oleh NAZI Jerman pada tanggal 28 Mei 1941. Dia dimasukkan ke kamp Auschwitz dengan nomor tahanan 16670. Di dalam kamp ini, Maksimilianus masih melayani umatnya, termasuk dengan diam-diam merayakan Ekaristi dan menyemangati umat.

Saat mengunjungi kamp Auschwitz tahun 2019, saya masuk ke kamar meninggalnya Santo Maksimilianus ini dan kamar ribuan orang meninggal dunia di kamar gas tersebut. Ada rasa merinding saat masuk ke tempat itu. Saya berdoa mohon kedamaian jiwa-jiwa mereka yang meninggal di kamp Auschwitz itu.

Pastor Maksimilianus diangkat menjadi santo oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 10 Oktober 1982. Gereja mengangkatnya sebagai martir. Dia memberi kita teladan tentang ketulusan dalam bertutur kata dan menolong sesama demi mengikuti jejak Kristus.

Santo Maksimilianus Maria Kolbe, doakanlah kami. Happy weekend. Berkah Dalem dan Salam Teplok dari MeSRA (Mertoyudan Spiritual Rest Area). # Y. Gunawan, Pr

Similar Posts