Berani Mengakui Masa Lalu

Percik Firman: Berani Mengakui Masa Lalu
Kamis, 17 Desember 2020
Bacaan Injil: Mat. 1:1-17

“Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar” (Mat 1:3)

Saudari/a ku ytk.,
Tidak mudah menerima masa lalu yang kelam. Tidak mudah pula menerima keadaan keluarga yang tidak sempurna. Terkadang yang muncul adalah keinginan untuk menutup-nutupinya. Atau membanding-bandingkan dengan keluarga yang lain. Akibatnya, hidupnya tidak bahagia dan iri hati.

Setiap orang tidak bisa memilih mau lahir dari keluarga siapa, lahir di mana (kota atau desa), lahir kapan, dsb. Semua ada di luar keinginan kita. Semua sudah ditentukan oleh Tuhan. Tuhanlah yang sudah memilihkan kita untuk lahir di mana dan kapan, serta lahir dalam keluarga siapa.

Jika Tuhan yang memilihkan, pasti Dia sudah punya rencana yang terbaik untuk hidup dan masa depan kita. Sebagai orang beriman, kita perlu membangun sikap untuk menerimanya dengan rasa syukur, mengolah pengalaman atau masa lalu itu, dan memaknainya dalam terang iman.

Kita percaya bahwa jalan Tuhan tidak selalu datar, mulus, halus, dan lurus. Bahkan jalan Tuhan bagi hidup kita tidak selalu seperti jalan tol yang bebas hambatan. Tetapi dalam kenyataannya, kita mengalami jalan yang menanjak, menurun, belok-belok, terjal, landai, dsb. Kita percaya bahwa jalan Tuhan pasti yang terbaik untuk kita anak-anak-Nya.

Merenungkan bacaan Injil tentang silsilah Yesus Kristus pada hari ini membawa kita pada kesadaran bahwa kalau Tuhan sudah berencana dan bertindak, tak ada yang mustahil. Tuhan bisa memakai yang “bengkok” atau rapuh secara manusiawi untuk karya keselamatan-Nya.

Meresap-resapkan silsilah Yesus itu, ada sesuatu yang inspiratif. Ternyata tidak semua leluhur Yesus adalah orang yang baik dan sempurna. Ada orang-orang yang rapuh dan lemah, bahkan tidak luput dari kejahatan dan dosa besar. Yesus hadir dalam keluarga besar atau nenek moyang yang tidak sempurna.

Sebut saja, misalnya, Tamar. Dia adalah orang Kanaan yang menyamar sebagai wanita asusila atau perempuan jalang (Kej 38:1-30). Dia berzinah dengan Yehuda, ayah mertuanya sendiri, sehingga punya dua anak kembar, yakni Peres dan Zerah.

Ada juga Rahab. Dia berasal dari Yerikho. Dia seorang wanita tuna susila professional, perempuan sundal atau pelacur (Yos 2:1-24). Selain itu ada Betsyeba yang diambil oleh Daud sebagai isterinya, meskipun sudah bersuamikan Uria (2 Sam 11:1-27). Bahkan ada Rut, seorang janda yang berasal dari Moab, mendekati Boas dengan cara tak biasa (Rut:3:1-15 dan 4:13-17).

Lantas pesan apa yang mau disampaikan? Kerapuhan manusia bisa dipakai oleh Allah untuk karya agung-Nya. Ketidaksempurnaan manusiawi bisa menjadi jalan keselamatan. Bagi Allah tidak ada yang mustahil. Yesus hadir di tengah nenek moyang yang tidak sempurna dengan masa lalu yang kelam.

Santo Matius menampilkan Yesus sebagai orang yang memiliki darah bangsawan karena keturunan Raja Daud. Sekaligus Yesus sebagai bagian dari sebuah keluarga manusia yang tak luput dari dosa dan masa lalu yang kelam.

Dalam nasihatnya tentang Keluarga, Paus Fransiskus pernah mengungkapkan, “Tidak ada keluarga yang sempurna. Kita tidak punya orang tua yang sempurna, kita tidak sempurna, tidak menikah dengan orang yang sempurna, kita juga tidak memiliki anak yang sempurna. Kita memiliki keluhan tentang satu sama lain. Kita kecewa dengan satu sama lain. Oleh karena itu, tidak ada pernikahan yang sehat atau keluarga yang sehat tanpa olah pengampunan”.

Bahkan dalam dokumen “Amoris Laetitia” (Sukacita Kasih, 2016), Paus Fransiskus menegaskan, “Tidak ada keluarga jatuh dari surga dalam bentuk yang sempurna. Keluarga perlu terus-menerus bertumbuh dan dewasa dalam kemampuan untuk mencintai” (AL 325).

Menyongsong Natal seminggu lagi marilah kita mengembangkan rasa syukur atas keluarga kita, orangtua kita dan leluhur kita yang dipilih Allah untuk melahirkan, merawat, membesarkan dan mendidik kita sampai saat ini. Percayalah bahwa Tuhan bisa berkarya dalam “garis bengkok” hidup kita saat ini.

Mari kita doakan mereka, baik yang sudah meninggal dunia ataupun yang masih hidup, secara khusus hari ini. Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bumi Mertoyudan. # Y. Gunawan, Pr

Nb: Untuk lebih memperdalam percik Firman hari ini, Anda bisa membaca teks Kitab Suci yang saya cantumkan tersebut….hehehe…

Similar Posts