Hati yang Tergerak

Percik Firman: Hati yang Tergerak
Sabtu Imam, 5 Desember 2020
Bacaan Injil: Mat 9:35-10:1.6-8

“Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala” (Mat 9:36)

Sdri/a ku ytk.,
Ada seorang seminaris yang tergerak menjadi imam karena diajak pastor paroki melayani di stasi-stasi. Sebagai misdinar di paroki saat kelas 3 SMP waktu itu, dia beberapa kali diajak pastor paroki untuk menemani misa di stasi-stasi.

Dia begitu terharu dan trenyuh melihat perjuangan pastor itu. Jarak yang ditempuh cukup jauh dari stasi satu ke stasi yang lain. Umat yang dilayani tersebar di beberapa tempat. Paroki itu mempunyai beberapa stasi. Betapa senang umat itu saat dikunjungi pastor dan bisa merayakan Ekaristi.

Apalagi saat diajak mengunjungi umat yang sakit dan lanjut usia, misdinar tadi semakin terharu dan trenyuh. Sang pastor menyemangati dan mendoakannya. Kepada beberapa orang yang sakit, pastor memberikan minyak suci.

Sang misdinar bergumam, “Wah, hebat sekali menjadi pastor. Aku ingin menjadi pastor”.
Saat perjalanan pulang, misdinar itu bertanya, “Pastor, menjadi imam itu bagaimana tho caranya? Saya tergerak ingin menjadi imam”.

“Wow, bagus! Untuk bisa menjadi imam, kamu harus bersekolah di seminari dulu. Seminari itu tempat pendidikan calon imam. Kamu mau saya daftarkan masuk seminari?” tanya sang pastor.

“Iya, pastor. Saya mau”, jawabnya mantap.

Hari ini adalah hari Sabtu Imam, yaitu hari yang dikhususkan untuk mendoakan para imam dan calon imam. Banyak orang yang tergerak untuk peduli mendukung panggilan menjadi imam, baik mendoakan, memberikan dana untuk pembinaan calon imam di seminari, menjadi orangtua asuh seminaris, mengunjungi seminari, dsb.

Bacaan Injil hari ini mengisahkan bagaimana Tuhan Yesus yang tergerak hatiNya oleh belaskasihan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.

Bahkan kepada para murid-Nya, Tuhan Yesus berkata, “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”

Santo Yohanes Paulus II pernah mengatakan, “Doa menciptakan imam, dan imam menciptakan lewat doa”. Dalam perjalanan sejarah Gereja, kita tahu bahwa benih-benih panggilan dapat tumbuh subur karena peranan banyak orang yang peduli pada para (calon) imam, baik secara pribadi atau kelompok.

Di beberapa tempat banyak umat yang rutin berdoa untuk tumbuh suburnya benih panggilan menjadi imam. Berkat doa-doa umat, selalu ada ‘pekerja di kebun anggur Tuhan’. Setiap tahun selalu ada tahbisan imam.

Demikian juga seorang imam memohonkan rahmat Allah bagi umat dengan berdoa, pelayanan sakramen-sakramen, dsb. Maka, betullah yang diungkapkan Paus Yohanes Paulus II tadi. Hal ini sesuai dengan sabda Tuhan Yesus pada hari Sabtu Imam hari ini.

Pendaftaran siswa Seminari Menengah Mertoyudan-Magelang, seminari pertama di Indonesia, sudah dibuka untuk gelombang pertama dan akan ditutup tanggal 15 Januari 2021. Karena masih situasi pandemi, test masuk (test tertulis dan wawancara) akan dilaksanakan secara online. Informasi lebih lengkap dapat klik: https://seminarimertoyudan.sch.id/program-penerimaan-siswa-baru/.

Kuy para cowok yang kini kelas 9 dan 12, daftarkan dirimu ke Seminari Menengah Mertoyudan. Segera hubungi pastor paroki Anda. Seminari yang luasnya hampir 6 hektar ini merupakan tempat “kawah candradimuka” yang mendidik para calon imam untuk tahan banting, tangguh dan tidak mudah menyerah. Seminaris juga dididik menjadi pribadi yang disiplin, bertanggungjawab, dan jujur.

Pertanyaan refleksi, apa yang sudah Anda lakukan untuk mendukung panggilan menjadi imam? Selamat berakhir pekan. Berkah Dalem dan Salam Teplok dari bumi Mertoyudan.

# Y. Gunawan, Pr

Similar Posts