Lepas Tanggung Jawab atau Berbelaskasih?

Percik Firman : Lepas Tanggung Jawab atau Berbelaskasih?
Senin, 2 Agustus 2021
Bacaan Injil: Mat 14:13-21

Sdri/a ku ytk.,
Hari Rabu kemarin saya diminta untuk mengisi pengajaran di Sekolah Evangelisasi Pribadi 8. Saya menyampaikan Ajaran Gereja tentang Evangelii Nuntiandi (Mewartakan Injil dalam Dunia Modern) lewat media zoom. Seusai acara zoom itu, ada seorang bapak menghubungi WA saya yang memberitahu bahwa beras 1 ton siap disalurkan kepada warga yang terdampak pandemi Covid-19. Lalu, saya ditanya adakah daerah yang membutuhkannya.

Lalu dalam waktu singkat, saya menghubungi beberapa orang. Akhirnya, hari Sabtu kemarin bantuan beras 1 ton bisa disalurkan ke dua tempat yang membutuhkan untuk membantu warga yang terdampak covid dan menjalani isolasi mandiri.

Apa yang dilakukan bapak itu dan tim persekutuan doanya sungguh menghayati sabda Tuhan hari ini. Mereka berbelaskasih dan ”memberi makan” kepada saudara-saudari yang terdampak pandemi.

Sabda Tuhan dalam bacaan Injil hari ini mengundang kita untuk berbelas kasih kepada sesama yang membutuhkan di sekitar. Tuhan Yesus mengingatkan para murid agar masalah dan kesulitan yang ada tidak ditanggapi dengan keluhan dan bersikap lepas dari tanggung jawab. Tetapi Tuhan menantang para murid untuk menjadi bagian dari solusi atau mencari jalan keluar dari masalah yang ada.

Dikisahkan, “Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit”. Ditegaskan “tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan” dan inilah yang mendorong Tuhan Yesus melakukan pelayanan dengan gembira. Tuhan Yesus memberi contoh konkret. Berbelas kasihan (compasion) tidak cukup diucapkan di bibir saja, tetapi harus ada tindakan nyata.

Hampir setiap hari di masa pandemic Covid-19 saat ini, kita sering membaca di group WhatsApp berita tentang jumlah penderita covid meningkat, baik anggota keluarga kita, sahabat kita, romo yang kita kenal, suster yang kita kenal, maupun orangtua dari murid kita.

Ada orangtua seminaris yang terpapar covid dan harus isolasi mandiri. Ada seminaris yang juga harus isolasi mandiri. Ada rekan imam yang meninggal dunia karena covid dan dimakamkan dengan cara sederhana. Para imam mengikuti upacara pemakaman dari pastoran masing-masing. Ada paroki yang butuh APD (Alat Perlindungan Diri) untuk tim pengubur jenasah.

Dalam situasi seperti ini, Tuhan Yesus mengingatkan kita hari ini untuk peduli dan berbelaskasih. Pilihan sikap hanya mengeluh saja atau lepas tanggung jawab bukanlah pilihan sikap seorang pengikut Kristus. Yesus mengajak kita untuk peduli, berempati dan berbelaskasih.

Untuk peduli tidak harus menunggu sudah berkelimpahan. Dari sedikit yang kita miliki, Yesus akan memberkati dan melipatgandakannya sesuai kebutuhan. Bahkan kita akan dibuat terkejut dengan kelimpahan berkat yang terjadi.

Pandemi ini melahirkan gerakan solidaritas dan kepedulian yang luar biasa di tengah masyarakat kita. Ada yang mendonorkan plasma darahnya. Ada yang siap membagikan kontak person rumah sakit atau pendonor plasma darah.

Ada yang mengirimkan sayuran dan lauk pauk ke rumah yang isolasi mandiri. Ada yang menghimpun donasi untuk membantu pengobatan dan biaya kuota internet temannya seminaris. Ada yang menyediakan diri menjadi tim sukarelawan atau tim pengubur jenasah.

Semoga makin hari makin tumbuh subur gerakan solidaritas dan kepedulian ini, sehingga semakin banyak orang yang dikuatkan dan diberikan pengharapan dalam menjalani pandemic ini. Berkah Dalem dan Salam Teplok dari MeSRA (Mertoyudan Spiritual Rest Area). # Y. Gunawan, Pr

Similar Posts