Santapan Jiwa
Jumat, 28 April 2023
: Yoh. 6: 52-59
Saudari/a ku ytk.,
Pada hari Minggu Kunjungan Keluarga sebelum pandemi Covid-19, ada seorang seminaris yang tidak tega melihat seorang kakek jatuh dari sepedanya. Saat ia berjalan bersama dengan orangtua kembali ke Seminari, dia melihat kakek itu jatuh dari sepedanya dengan membawa banyak kardus bekas. Kakek itu terluka karena kakinya terkena pipa besi berkarat dan ia mengerang kesakitan.
Seminaris tadi segera menolong kakek tadi. Ia tidak tega dan hatinya tergerak belaskasihan kepada kakek itu. Di dalam buku refleksinya, seminaris itu menulis demikian, “Tuhan, betapa kasihan kakek ini…sampai-sampai kakinya terluka mengenai pipa besi berkarat”.
Bacaan Injil hari ini ditempatkan dalam konteks Yesus mengajar di rumah ibadat Kapernaum tentang Roti Hidup. Ajaran Yesus ini sangat menarik dan inspiratif. Ajaran ini disampaikan-Nya setelah Yesus membuat mukjizat lima roti dan dua ikan untuk lima ribu orang.
Hati-Nya yang tergerak oleh belas kasihan mendorong untuk memberikan Diri-Nya sebagai santapan jiwa bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya. Ditegaskannya, ”Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman”.
Setiap kali kita merayakan Ekaristi, kita menerima santapan jiwa, menyantap Tubuh (Darah) Kristus. Itulah nutrisi rohani bagi hidup kita.
Dia memberikan jaminan kepada kita akan rahmat hidup kekal dan kebangkitan pada akhir zaman. Betapa tidak kita bersyukur beriman dan menjadi pengikut Kristus. Iya nggak?
Yesus menantang kita untuk terus merawat dan menumbuhkan iman kita kepada-Nya di tengah situasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. Kita yang sudah dicintai Tuhan, diharapkan juga meneruskan cinta itu kepada sesama kita. Kita perlu berbagi berkat Tuhan (andum berkah) kepada sesama dalam hidup sehari-hari.
Jika Yesus bertanya kepada kita masing-masing, “Berapa banyak Berkat yang telah kamu terima? Berapa banyak cintamu untuk orang lain?”, lalu apa jawabanmu?
Semoga kita semua diberi rahmat belaskasih dan kepedulian pada orang-orang yang membutuhkan uluran tangan kita. Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bujang Semar (Bumi Jangli Semarang). # Y. Gunawan, Pr