Tahun Sanctitas: Formasi Iman Yang Dinamis

“Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.” (Mt. 5:8)

Orang muda disebut oleh Paus Fransiskus sebagai “the now of God” (cf. Christus vivit, bab tiga).  Daya hidup, keberanian dan kreativitas mereka sering diluar dugaan. Aspirasi mereka akan hidup kesucian yang terungkap dalam keberanian berkreasi perlu terus didukung dan dikembangkan.

Tahun Ajar 2024/2025 mengangkat Sanctitas sebagai fokus perhatian formasi, setelah tahun lalu kita mengangkat fokus Sanitas. Kita ingat kembali bahwa motto Seminari kita, Sanctitas, Sanitas dan Scientia, merupakan tiga dimensi formasi yang menjadi kesatuan tak terpisahkan.  Sanctitas atau Kesucian yang dimaksud di sini adalah dimensi hidup dalam intimitas dengan Allah. Dimensi ini dalam formasi menjadi yang menjiwai seluruh formasi di Seminari. Pada dasarnya ekosistem formasi di Seminari telah menyediakan apa yang diperlukan untuk itu. Kita perlu terus memberdaya-gunakannya secara optimal.

Saya menawarkan empat kata kunci untuk meletakkan dinamika formasi dalam dimensi Sanctitas sebagai formasi hodup beriman yakni tahu, mau, rindu dan satu. Dalam membangn relasi dengan Kristus, para seminaris dituntun untuk mulai berani mengenalNya. Inilah kata pertama “tahu”. Kemudian seiring dengan itu,  para seminaris dilatih untuk menghidupi nilai-nilai Injil Kerajaan Allah. Di sini kehendak diri dilatih lewat  penanaman nilai kejujuran, tanggungjawab, disiplin dan nilai pelayanan yang merupakan “core values” di rumah formasi kita. Yang ketiga, dengan menciptakan iklim rumah formasi yang reflektif dan kontemplatif dengan keheningannya, para seminaris dilatih untuk semakin mengenali diri sebagai yang dicintai Allah, dan pleh karena itu doa menjado sesuatu yang dibutuhkan dan dorondukan. Inilah kata kunci ketiga yakni “rindu.” Akhirnya yang keempat adalah latihan hidup dalam kesatuan dengan Allah. Puncak hidup rohani adalah kesatuan dengan Allah yang mampu mengatasi keterbatasan manusiawi.

Maka, formasi hidup di jalan Sanctitas juga merupakan formasi iman yang berpusat pada Yesus Kristus yang bersifat dinamis.  Maka, empat kata kunci membantu proses dinamis itu agar formasi iman tidak hanya menanamkan pengetahuan atau sekedar moralistis, tetapi sampai pada relasi personal dengan Yesus Kristus.

Dalam perspektif demikian, formasi di Seminari diharapkan mampu membentuk seminaris yang menemukan jati dirinya sebagai orang Katolik dengan imannya yang kuat dibangun dalam relasi dengan Allah. Dengan iklim keheningan tanpa kehilangan kegembiraannya, para seminaris diajak untuk bertumbuh dalam intimitas dengan Tuhan. Iklim yang hening membantu kita memiliki hati yang “bening” (jernih), budi yang “wening” (jernih, fokus) dan kehendak  yang “eling” (sadar, waspada, tidak grisah-grusuh).

Bagaimana formasi iman yang dinamis itu ditindaklanjuti dalam Tahun Sanctitas? Hal ini tentu saja perlu kerja sama dengan semua pihak,  baik staf, guru, orangtua dan karyawan.

Mari kita teruskan proses berformasi dengan semangat kolaborasi yang semakin mantab. Selamat berjalan bersama di jalan Sanctitas agar panggilan kita semakin diteguhkan karena Tuhan telah lebih dahulu mencintai kita semua.

Mertoyudan, 11 Juni 2024

Markus Yumartana, SJ

Similar Posts